Saturday, November 21, 2009

From Nothing to Something


Grand Final Lomba Siaran KISI FM

Perasaan grogi, deg-degan sekaligus haru memenuhi perasaan sepuluh finalis Grand Final Lomba Siaran KISI FM yang mengambil tema “Out Of The Box” yang bertempat di Atrium Ekalokasari Plaza (21/11) kemarin.

Setelah perjuangan cukup panjang dengan mengalahkan ratusan peserta yang mengikuti audisi sejak awal November lalu terpilihlah 80 peserta. Mereka mengikuti berbagai audisi yang mengasah kreatifitas, penilaian wawasan dan attitude hingga terpilihlah sepuluh finalis. Mereka adalah Adi, Ridwan, Ute, Bobby, Vonny, Cory, Diaz, Frida, Maya, dan Tata.

“Dari kesepuluh finalis ini, kami memilih lima pemenang yang terdiri dari juara 1, 2, 3, dan juara harapan. Satu lagi adalah pemenang polling melalui SMS. Mereka akan kami training selama tiga bulan sebelum siap untuk melakukan siaran sendiri,” ujar Linda Andriansyah, ketua panitia kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Selain itu, lomba Siaran KISI FM yang mengambil tema “Out Of The Box” ini adalah lomba yang ke 26 dilaksanakan oleh crew KISI FM.

Wanita yang menjabat sebagai Account Executive inipun berharap dengan diadakannya lomba siaran ini akan menjaring bibit baru para penyiar muda yang memiliki karakter, wawasan, dan nuansa baru dalam kancah penyiaran Bogor khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
Sebelum tampil dalam grand final. Mereka juga dibekali dengan workshop selama tiga hari yang mengolah ilmu broadcasting, pernafasan, dan vokal.

“From Nothing to Something,itulah yang kami harapkan. Kami memang benar-benar mencari orang-orang baru yang akan kami asah dalam keluarga Kisi FM yang solid,” ujar wanita yang mengaku telah tujuh tahun bekerja di radio yang berlokasi di jalan Puter No.1, Tanah Sareal itu.

Acara yang dilangsungkan sejak pukul 13.00 WIB itu pun menghadirkan band Brava, Revo Band, Cas, Alda and The Tiger. Para juri dipilih dari pihak penyiar KISI FM dan ex crew KISI yaitu Ferry, Ebing, dan Sandy. Mereka menetapkan Hilda sebagai juara satu penyiar KISI FM, Tata juara dua, Cory juara tiga dan Ute sebagai juara harapan, sedangkan Vonny menjadi pemenang polling SMS.

Sunday, November 15, 2009

Pizza Hut Buka Gerai di Empang


Setelah suskes membuka restoran Pizza Hut di Botani Square, PT. Sari Melati Kencana pemegang franchise Pizza Hut Indonesia kembali membuka outlet terbarunya di Jl. Pahlawan 167 Minggu (15/11).
Restoran yang mengusung konsep restoran keluarga ini merupakan cabang restoran ke 188 dan merupakan cabang ke lima yang dibuka di Kota Bogor. Restoran Pizza Hut cabang Pahlawan ini memiliki dua lantai yang dilengkapi bangku taman dengan maksud memberikan kenyamanan kepada pengunjung.
Sedangkan ruangan lantai dua didesain khusus untuk smoking room. Parkir mobil yang diletakkan di area belakang pun memuat 20 mobil dan parkir depan sebanyak 50 motor. Restoran ini difokuskan untuk melayani dine in dan take away.
“All out, dengan outlet terbaru ini kami menginginkan pengunjung merasa dilayani sepuasnya dengan servis terbaik. Misi kami adalah menjadikan Pizza Hut Indonesia terbaik di dunia,” papar Matroji, District Manager Pizza Hut kepada Jurnal Bogor kemarin.
Potensi pasar di Kota Bogor cukup baik, terlebih lagi outlet Pizza dekat Makam Pahlawan dan pusat rekreasi terbesar di Bogor, The Jungle. Kedepannya bukan tidak mungkin akan menumbuhkan ekonomi di sekitar restoran tersebut.
“Selain memberikan kemudahan pada pelanggan Pizza Hut yang berdomisili di sekitar Bogor Selatan untuk menikmati menu-menu terbaru kami. Usaha kami ini pun memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar Bogor,” tambah Oji panggilan akrabnya.
Dalam Grand Opening tersebut, hadir Danramil Bogor Selatan (Bogsel) Kapten Inf Ermansyah, Camat Nandang Sunarmat, Kapolsek, Ketua RW 09 Iip Syarifudin, dan
Lurah Empang, Daden Diana.
“Saya sangat merespon dibukanya restoran berstandar internasional ini, karena telah membantu mengurangi jumlah pengangguran, dan Insyaallah juga mengajak pihak manajemen Pizza Hut untuk berzakat,” tandas Daden Diana.

Nick Carnival Guncang Botani Square


Lebih dari seribu orang memadati Nick Carnival Global TV yang digelar pada Minggu (15/11) kemarin. Suasana Botani Square serta merta mendadak padat karena telah diserbu oleh anak-anak dan para orangtua yang memadati halaman Botani Square sejak pukul sembilan pagi.
“Untuk ukuran mall, jam sembilan adalah jam pagi yang sangat jarang pengunjungnya. Namun hadirnya Nick Carnival benar-benar membuat warga Bogor dan sekitarnya sangat antusias. Padahal acaranya sendiri baru dimulai pukul 10.30,” kata Niken Oktaviani, marketing communication Botani Square.
Acara yang disiarkan secara off air tersebut mengajak para pengunjung Botani Square nonton bersama acara-acara Nickelodeon dan menghadirkan berbagai hiburan seperti badut, acrobat, sulap, foto bareng di rumah nanas Spongebob, face painting dan bouncing castle.
“Semua kami berikan gratis kecuali bouncing castle. Awalnya kami ingin semua dapat menikmatinya, namun jika semua bisa, khawatir terjadi pembludakan pemain. Akhirnya kami memberikan kupon bermain selama 10 menit kepada pengunjung yang membeli produk sponsor minimal Rp 10.000 pada stand yang telah disediakan,” ujar Danti, marketing communication Nicklodeon, Global TV kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Suasana semakin ramai ketika tokoh kartun Spongebob yang menjadi icon acara tersebut menampakan diri di atas panggung. Jeritan dan raungan memanggil tokoh kartun pujaan yang rata-rata digemari anak sekolah dasar itu semakin histeris.
Menurut Danti, acara yang dilangsungkan mulai pukul 10.30 WIB sampai 16.30 WIB itu bertujuan untuk meningkatkan awareness kepada para pemirsa Global TV di Bogor untuk terus mengikuti acara-acara Nicklodeon yang semakin seru dan selalu memiliki serial-serial terbaru.
Global TV sebagai pemegang hak siar program anak-anak Nickelodeon dapat dikatakan sukses dengan dilaksanakannya acara ini. Terlihat dari rating acara Nicklodeon yang tinggi dan hampir merata disetiap daerah yang memungkinkannya Nick Carnival selalu diserbu oleh pengunjung.
Konsep awal yang dibentuk untuk nonton bareng acara-acara kartun Nicklodeon yang bernama Nick Screen ini memang telah berjalan sejak tahun 2007 lalu dikembangkan menjadi acara Nick Carnival dan sukses menggaet animo masyarakat.
“Setelah sukses di Bogor, kami berencana akan mengadakannya di Emporium Pluit Mall minggu depan. Kami berharap antusias disana akan sama banyaknya seperti di Kota Bogor,” tandasnya.

Tuesday, November 3, 2009

Tak Mau Merepotkan Keluarga


Empang – Ketika dijelaskan maksud kedatangan saya yang ingin mengetahui suasana lebaran yang dirasakan para penghuni panti, Mahfudin, petugas bendahara panti mempersilakan masuk dan saya menemui Kepala Panti Tresna Werdha, Rakhmat Nugraha untuk berbincang-bincang.
Ia mengatakan bahwa suasana lebaran di Panti Sosial Tresna Werdha “Sukma Raharja” sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Hanya beberapa penghuni panti yang berlebaran bersama keluarganya karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan.
“Kemarin kami mengantarkan Mak Zaenab ke keluarganya karena sakit. Kalau yang lain ada juga yang dijenguk keluarganya namun ada pula yang berlebaran dengan sesama penghuni panti lantaran tidak lagi memiliki sanak keluarga,” papar Rakhmat kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Setelah berbincang dengan kepala panti, ia memperkenalkan para penghuni panti yang sedang beristirahat di masing-masing kamarnya. Ada pula yang berkumpul di teras panti yang dihiasi dengan pot berbagai macam tanaman, menambah keasrian lingkungan panti.
Salah satu penghuni yang berlebaran bersama penghuni panti lainnya adalah Mak Ros dan Mak Ani. Sudah enam tahun Mak Ros tinggal di panti tersebut dan ia merasa nyaman dengan suasana panti yang asri dan ditemani teman-teman panti yang begitu bersahabat. Ketika berlebaran, ia menyempatkan diri untuk bertandang ke Otista, daerah kelahirannya. “Ketika lebaran, saya dua hari pulang pergi ke Jalan Otista dimana saya dilahirkan. Saya mengunjungi para tetangga dan keluarga saya disana. Saya selalu merindukan untuk berlebaran bersama keluarga disana. Namun, saya sudah menganggap penghuni panti adalah keluarga saya,” papar Mak Ros sambil tersenyum.
Lain mak Ros, lain pula Mak Ani. Wanita berusia 70 tahun ini berasal dari Aceh. Bertahun-tahun berkelana di Jakarta dan tidak memiliki anak, memaksanya untuk hidup di Panti. Ketika berlebaran, ia pergi sendiri ke Jakarta untuk menemui keponakannya di daerah Bintaro. “Saya diminta untuk memasak disana. Apalagi memang saya lebih nyaman berlebaran bersama keluarga tapi tetap saja tidak bisa melupakan kebersamaan bersama penghuni panti lainnya,” ujar wanita bekacamata itu.
Para wanita lansia itu mengaku beruntung kehidupan tuanya ditanggung oleh pemerintah. Mereka menunggu uluran tangan dari para dermawan atau hanya sekedar anggaran khusus bagi mereka kaum dhuafa. Kebanyakan dari mereka adalah para wanita yang tidak memiliki anak, sehingga di masa tuanya mereka tak memiliki tempat bernaung atau orang yang akan mengurus mereka hingga kelak waktunya tiba.
“Ada saudara pun saya tidak mau menyusahkan mereka. Kehidupannya saja sudah sulit apalagi kalau ditambah lagi dengan saya yang sudah tua. Tak mau merepotkan mereka,” tukas Ani.
Hari-hari tua para wanita berusia antara 60 hingga 94 tahun itu diisi dengan mengikuti bimbingan keterampilan seperti menyulam, merenda, membuat baju boneka dan membuat telor asin.
“Selain itu juga ada kegiatan keagamaan yang menambah iman mereka maupun kegiatan penyehatan jasmani seperti senam lansia untuk meningkatkan kesehatan mereka selain tensi darah yang dilakukan setiap hari oleh tiga perawat kami yang berjaga selama 24 jam,” tandas Rakhmat.

Dazzling Browns Sensual dan Berkilau


Masalah rambut beruban bagi sebagian wanita yang menuju usia paruh baya memang sangat menggangu. Kesan tua, loyo, tidak segar adalah beberapa alasan yang ditimbulkan akibat rambut beruban. Apalagi bagi mereka wanita karir yang menuntut totalitas pekerjaan dan didukung dengan penampilan yang selalu up to date dan tampak muda. Masalah ini kian menggangu.

Solusinya adalah dengan teknik pewarnaan rambut. Berbagai pewarnaan rambut ditawarkan oleh salon yang ecek-ecek hingga salon ternama yang biasa kita temui di mall-mall dengan penawaran harga yang tidak murah. Ada pula pewarnaan rambut yang bisa dipalikasikan di rumah namun tanpa tanggung jawab dan hasilnya tidak menjamin kepuasan Anda. Ya, itu adalah cara konvensional yang dipakai apabila waktu Anda tersita begitu banyak oleh pekerjaan.

Tak perlu khawatir, L`Oreal punya solusinya. Produk pewarnaan rambut yang terpercaya dan dipakai oleh artis-artis sekaliber dunia ini menampilkan tren rambut nuansa Dazzling Browns. Warna coklat yang ditampilkan tidak biasa. Warna tersebut akan menimbulkan kesan sensual dan berkilau. Sempurna melapisi setiap helai rambut sehingga uban Anda akan tersembuyi sempurna.

Untuk mendapatkan kesan tersebut, Anda tak usah repot-repot ke salon karena L`Oreal memberikan kemudahan dengan new applicator khusus yang memudahkan pemakaian langsung di rumah. Bagai memiliki hair dresser pribadi.

Uniknya, ini adalah satu-satunya krim pewarna rambut yang melindungi sebelum, selama dan sesudah proses pewarnaan. Aplikasikan L`oreal Excellence Cream dengan rangkaian sampo pendukung L’OrĂ©al Elseve Color-Vive untuk memperkuat warna rambut merah dan menyehatkannya.

“Pewarnaan rambut yang benar dengan memakai sampo khusus untuk mewarnai ditambah dengan pemakaian kondisioner, dijamin warna rambut akan awet dan berkilau. Masalah rambut berwarna seperti ujung rambut yang patah-patah akan segera hilang,” ujar June, hair dresser L`Oreal pada House of Excellence.

Monday, November 2, 2009

Hantu Jamu Gendong dapat Kursus Gratis


1st Winner Best Costumes at TBI

Halloween adalah tradisi perayaan malam tanggal 31 Oktober yang biasa dilakukan di Amerika Serikat. Padahal tradisi perayaan ini berasal dari Irlandia. Akulturasi kebudayaan terhadap tradisi ini akhirnya juga diserap di Indonesia. TBI atau The British Institute, salah satu tempat kursus Bahasa Inggris yang berlokasi di Jalan Pajajaran 88 K-L, Villa Indah Pajajaran ini mengadakan dua hari perayaan Hallowen yang dimaknainya sebagai ajang unjuk gigi kreativitas dari setiap guru dan siswanya.
“Tak hanya anak muridnya saja, tapi juga para staf dan guru di TBI ini menyambut dengan antusias Hallowen Party yang memang tiap tahun kami adakan dengan memakai kostum,” papar Gina Roosanty, Marketing Officer TBI Pajajaran kepada Jurnal Bogor.
Halloween Party yang diadakan pada tanggal 28 hingga 29 Oktober 2009 ini memang dilaksanakan sebelum hari H-nya yaitu 31 Oktober 2009, namun tak menghilangkan kesan “Spooky but Having Fun” (seram tapi menyenangkan).
“Kami memang tak menginginkan suasana yang menyeramkan. Suasana Halloween sudah pasti ada, namun kami kemas dalam games yang menarik sehingga anak-anak dapat mengambil pelajaran penting dan positif yaitu kreativitas dari tradisi perayaan asal barat ini,” jelasnya.
Setiap anak dianjurkan untuk mendandani dirinya seseram mungkin dengan barang atau prakarya yang mereka buat sendiri. Para guru pun membantu prakarya tersebut. Yang menarik adalah lomba kostum yang diikuti oleh anak-anak. Para guru sangat terkejut dengan kreativitas para murid ini karena diluar dugaan mereka bisa tampil unik dan luar biasa. Dalam lomba yang dilaksanakan untuk para murid yang berumur lima tahun ke atas ini, tak hanya kostum hantu dari luar negeri saja yang ikut serta tapi juga hantu Indonesia.
“Hantu ala Indonesia inilah yang keluar sebagai pemenang pertama yaitu Rayna Vany Kusuma yang berkostum sebagai Hantu Jamu Gendong. Dia berhak mendapat hadiah yaitu free cycle atau gratis biaya kursus selama sebulan di TBI,” katanya.
Keluar sebagai pemenang kedua ialah Firna Fadia Haya yang berkostum sebagai nenek sihir, mendapatkan backpack TBI dan ketiga adalah Dimas Gustino yang berkostum sebagai Manusia Penjagal mendapat T-Shirt TBI.

Team Work yang Solid


Mengemas sebuah kehidupan suatu kota yang kompleks dan diwujudkan dalam sebuah kehidupan di mall tidak semudah yang dibayangkan. Banyaknya persaingan antar mall serupa tak pelak menjadi suatu tantangan tersendiri bagi Yunati Alinda, Public Relations Ekalokasari Plaza.

Gadis yang terbilang masih muda untuk seorang public relations ini telah bekerja di mall yang terkenal dengan sebutan Elok sejak ia lulus SMA. Tak pelak meski belia, bukan berarti ia kurang pengalaman. Dalam memajukan dan mempertahankan eksistensi mall sekaliber Elok, tak sedikit ia mengalami kesulitan.
“Memang sulit mengelola sebuah mall yang memiliki brand One Stop Shopping Destinantion ini. Namun, yang paling peting adalah Team Work yang solid dan selalu mengedepankan ide-ide terbaru untuk memajukan Ekalokasari Plaza,” papar gadis berkulit putih ini.

Gadis yang lahir pada 29 November 1985 ini memaparkan langkah-langkahnya dalam mengelola sebuah mall agar setiap pengunjung mendapatkan unique experion setiap mengunjungi Elok. Segmen yang dimiliki yaitu Middle Up and Family menjadi target pasar Elok. Setiap pengunjung pun diberi kesempatan untuk mengutarakan keinginannya dalam sebuah mall dengan wawancara langsung oleh pihak Marketing Communication Elok sebulan sekali.

“Setiap bulan kami melakukan wawancara langsung kepada para pengunjung atau mengisi questioner tentang keinginannya yang belum bisa ia penuhi di Elok dan tak lupa kritik dan saran untuk manajemen Elok. Ini dimaksudkan untuk memajukan Ekalokasari dan melayani pengunjung sebaik-baiknya,” tuturnya.

Selain itu, pihak Ekalokasari juga telah memiliki konsep untuk setahun kedepan tentang event apa saja dan pelayanan apa saja yang harus dilakukan untuk pengunjung. “Misalnya tentang pemberian hadiah langsung setiap pembelanjaan Rp 500.000,- di semua tenan fashion berupa gift voucher senilai Rp 50.000,- yang bisa dibelanjakan di semua tenan yang ada di dalam area Ekalokasari Plaza,” tandasnya.

Ajarkan Menabung Sejak Dini


Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November memang masih delapan hari lagi. Berbagai perlombaan biasanya digelar untuk memaknainya. Namun, 60 anak-anak mulai dari usia TK hingga usia 12 tahun sangat antusias mengikuti berbagai acara perlombaan yang bertema “Satu untuk Bangsa Ku” dalam rangka memperingati hari Pahlawan yang digelar oleh Rain Production, Minggu kemarin (01/11) di lantai 3, Bogor Trade Mall.

Tiga perlombaan diadakan untuk meramaikannya yaitu Lomba Mewarnai Celengan dengan dua kategori yaitu tingkat TK dan Tingkat SD sampai kelas 3, Lomba Menggambar di atas Celengan untuk anak-anak kelas 4 SD hingga kelas 6 SD, dan terakhir Lomba Fashion Show dengan dua kategori. Kategori A usia 4 hingga 7 tahun dan kategori B usia 8 tahun hingga 12 tahun.

Panitia pelaksana, Savie dan Baby mengatakan lomba ini sengaja dilakukan untuk meningkatkan kreativitas anak-anak dalam berprestasi. Dalam lomba ini, dua diantaranya anak-anak diharuskan menggambar dan mewarnai diatas media celengan. Ini membutuhkan kesabaran dan ketelitian sebab tak semudah mewarnai atau menggamabar di atas media datar.

“Kami ingin menampilkan sesuatu yang berbeda. Lomba mewarnai atau menggambar sudan umum dilakukan, namun tidak untuk mewarnai dan menggambar di atas celengan,” papar Savie kepada Jurnal Bogor, kemarin

Ia juga mengatakan bahwa celengan tersebut boleh dibawa pulang. Ini juga menandakan bahwa perlombaan tersebut juga membawa pesan baik untuk anak-anak agar menabung dari usia dini.

Peserta tak hanya dari daerah sekitar Bogor, tapi juga Cipayung hingga Jakarta. Pemenang pertama lomba mewarnai malah berasal dari Jakarta. Total seluruh juara berjumlah 19 pemenang dan masing-masing mendapatkan piala, uang, dan hadiah hiburan. Dalam waktu dekat, Rain Production juga akan mengadakan Magic Competition se Jabodetabek.

“Diharapkan dengan acara ini anak-anak lebih meningkatkan kreativitasnya dan bisa menghasilkan prestasi yang lebih banyak lagi,” tandasnya.

Let’s Going Green Lifestyle…

Dimana-mana kampanye untuk melawan Global Warming telah ramai diserukan oleh individu, pemerintah maupun komunitas tertentu yang mendukung gerakan penghijauan dan menginginkan bumi menjadi tempat yang lebih baik, mungkin termasuk Anda.
Ini telah menjadi sebuah fenomena dalam kehidupan kita sekarang ini. Kita tidak bisa menutup mata bahwa bumi tercinta kita ini sedang terancam kelestariannya. Berbagai bencana yang datang silih berganti seperti gempa bumi, angin puting beliung, kebakaran hutan, longsor dan lain sebagainya telah menandakan kemerosotan nilai bumi kita dari waktu ke waktu. Ini adalah teguran dari alam dengan menyentil kepedulian diri membuat bumi tetap hijau agar nyaman untuk disinggahi.
Green Lifestyle adalah sebuah gaya hidup yang seharusnya sejak dulu telah kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ini bukan berarti Anda harus serba hijau, rumah dicat warna hijau, pakai baju hijau, rambut berwarna hijau, sepatu hijau atau tubuh kita mesti hijau (seperti Hulk atau Alien). Bukan. Bukan itu esensi dari Green Lifestyle.
Gaya hidup semacam ini lebih menitikberatkan kepada kepedulian kita kepada bumi tercinta. Sebuah gaya hidup yang benar-benar menjadikan bumi ini sebagai “sahabat” Anda dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya sebagai “Objek” eksploitasi untuk memenuhi kebutuhan hidup Anda.
Untuk memulainya, Anda tidak harus melakukan perubahan yang drastis terhadap pola hidup Anda. Kita bisa memulainya dengan hal-hal kecil yang biasa kita lakukan sehari-hari. Setahap demi setahap dan dimulai dari hal yang kecil seperti aktivitas rutin dan dilakukan mulai saat ini, kita bisa memulai melestarikan bumi tercinta ini, ya kan?

1. Hemat Pemakaian Air
Biasakan menggosok gigi dengan kran tertutup. Jangan biarkan kran air terus terbuka dan air mengalir terus. Green Lifestyle dimulai dengan menutup kran tersebut dan mempergunakan air disaat anda memerlukannya saja.

2. Manfaatkan Lampu Listrik secara Bijak
Matikan lampu di saat tidak digunakan semisal Anda sedang bersama keluarga di ruang keluarga, matikan lampu kamar Anda. Selain menghemat energi, hal ini juga bisa menghemat pengeluaran Anda karena aman dari pengeluaran berlebihan.

3. Green Lifestyle dengan Cucian Anda
Manfaatkan semaksimal mungkin cahaya matahari di luar untuk mengeringkan pakaian meskipun Anda memiliki alat tekonologi tinggi yang bernama Mesin Pengering. Ini adalah salah satu cara menghemat energi. Hal yang sama juga bisa dilakukan saat mencuci baju. Daripada memakai mesin cuci, lebih baik cucilah secara tradisional dengan menggunakan tangan kita. Selain bisa menghemat listrik, Anda bisa sekalian berolahraga.

Menipu Publik dengan Greenwashing


Tak banyak yang tahu pengertian istilah Greenwashing. Ini adalah istilah yang muncul dari awal tahun 2000-an ketika banyak perusahaan atau korporasi mulai terlibat dalam kampanye hijau.
Dalam kamus Oxford,tak ditemukan istilah tersebut karena istilah ini adalah plesetan dari istilah whitewashing yang artinya adalah tindakan untuk menyembunyikan fakta yang tak menyenangkan atau dengan istilah lain perusahaan memberi kesan pada konsumennya bahwa mereka ikut peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup.
Dr. Wonny Ahmad Ridwan, SE, MM, pemerhati lingkungan yang juga dosen lingkungan di IPB mengatakan Greenwashing yang dilakukan sebuah perusahaan adalah dalam rangka mengangkat branding mereka dengan kesan yang baik dan seolah-olah produk mereka ramah lingkungan.
“Ini adalah fenomena di masyarakat kita dimana usaha tersebut bertujuan untuk mengkomersilkan produk mereka. Padahal pada kenyataannya banyak kegiatan mereka yang tak ramah lingkungan,” ujar Wonny kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Menurutnya, calon konsumen harus di edukasi oleh berbagai pihak yang mengerti tentang Greenwashing. Misalnya, LSM pecinta lingkungan, wartawan, dan orang-orang pecinta lingkungan hidup agar tak tertipu akan buaian manis atau janji-janji palsu akan pelestarian lingkungan seperti penanaman kembali pohon lalu ditinggalkan hingga mati. Semua dilakukan agar tak terjebak dan terlena dengan hasil karya public relation (PR) yang pintar. Selain itu, tentu saja, akan tercipta ilusi atau pencitraan yang tak benar.
“Ini adalah tugas kita untuk menyuarakan apa itu Greenwashing. Kita lakukan yang kita bisa seperti saya sebagai seorang dosen dalam beberapa kesempatan mengatakan kepada mahasiswa saya untuk mengurangi konsumsi rokok karena merusak diri dan lingkungan,” ujarnya.
Namun, hal ini bukan berarti fenomena Greenwashing akan berhenti. Semua kembali lagi pada konsumen, tindakan apa yang akan mereka lakukan demi menjaga kelestarian lingkungan hidup.
“Hal terpenting adalah menjaga keseimbangan. Kita memang harus menjaga lingkungan hidup namun harus sejalan dengan ikut mengutamakan kepentingan manusia itu sendiri. Inilah keseimbangan kehidupan,” pungkasnya.Sri Wahyuni