Saturday, July 18, 2009

Asinan Jagung Bakar Gang Aut



Rindu Pelanggan Lama

Asam manis, segar, sedikit pedas dan ada sensasi rasa jagung bakar menggelitik lidah tiap pecinta asinan yang mencicipi asinan jagung bakar. Apalagi jika dinikmati di kala siang hari di cuaca panas seperti yang dirasakan warga Gang Aut dan sekitarnya, kemarin (17/7).

Asinan jagung bakar adalah salah satu makanan asli Bogor. Namun, kehadirannya kini semakin menghilang ditelan waktu. Kita bisa saja menemukan asinan jagung yang biasanya disandingkan dengan asinan buah atau asinan sayur pada pujasera yang tersebar di kota Bogor. Namun, jika Anda ingin mencicipi sensasi yang tidak biasa dari asinan jagung, mampirlah ke gang Aut pada pukul 09.00 hingga pukul 17.30 sore. Disana ada gerobak pak Sabur yang berisi jagung-jagung muda yang siap dibakar dan dituang kuah cuka yang mantap rasanya.

Berjuang untuk tetap eksis di kota kelahirannya, asinan jagung bakar ini dapat kita temui tepat di seberang toko busana Mirah yang biasanya bersanding dengan martabak arang. Satu porsi asinan jagung bakar Sabur dijual dengan harga Rp 7.000,- hingga Rp 10.000,-.

Pak Sabur percaya bahwa mata pencahariannya ini akan selalu membawa berkah dan rizki yang tak terhingga. Meskipun dapat dikatakan bahwa jajanan yang satu ini merindukan pelanggan lamanya.

“Kebanyakan yang beli itu adalah pelanggan baru saya. Pelanggan lama jarang sekali membeli lagi dagangan saya. Mungkin karena kini saya lebih memilih mangkal dekat gang Aut dibanding berjualan berkeliling dengan menggunakan pikulan,” papar Sabur kepada Jurnal Bogor kemarin.

Memang, berjualan dengan gerobak baru lima tahun ini ia rasakan. Berkeliling dari gang Pedati hingga gang Aut menggunakan pikulan tak dapat lagi ia jalani mengingat umur yang kian senja.

“Ada pelanggan saya yang menyarankan untuk memakai gerobak melihat umur saya yang semakin tua. Beliau berbaik hati meminjamkan uang. Sekarang, manfaatnya saya rasakan karena berjualan tidak sesulit dahulu,” papar pria yang mengaku berjualan asinan sejak 1976 itu.

Penyajian asinan jagung bakar ini, selain memakai jagung bakar yang diberi cuka berwarna merah yang mengandung cabai, juga diberi timun untuk menambah kesegarannya. Tak lupa bagi Anda yang suka dapat ditambahkan kerupuk mi.

“Kalau ada yang suka kerupuk, bisa ditambahkan kerupuk mi. Dimakan tanpa kerupuk juga tidak mengurangi rasa segar dan gurihnya,” tegas ayah dari empat anak ini.

Ia mengaku bahwa berjualan asinan jagung bakar ini adalah tradisi di keluarganya. Awal mulanya adalah pak Adung, ayah dari Sabur yang memulai usaha ini. Setelah pak Adung sakit-sakitan, ia meneruskan usahanya sampai sekarang.

“Ayah saya bilang, berjualan asinan jagung bakar saja kalau sudah dewasa. Tidak usah yang lain, Insyallah membawa berkah. Akhirnya saya turuti dan saya percaya,” tandas warga warung Bandrek kelahiran 1960 itu.