Wednesday, February 29, 2012

Sierra Soetedjo - Si Cantik yang Jazzy Abies

Sierra Soetedjo

Penyanyi jazz cantik satu ini beruntung mendapatkan lagi kesempatan tampil di event sebesar Java Jazz Festival. Apalagi kesempatan ini adalah yang keempat kalinya untuk Sierra Soetedjo. Event yang tahun ini telah memasuki tahun kedelapannya, memang menjadi ajang reuni- berkumpulnya puluhan musisi dunia di satu tempat. Selain menunjukkan kemampuan diri dalam musikalitas, juga menjadi ajang ‘berguru’ kepada musisi kelas dunia.

Untuk itu, wanita yang memiliki gelar Bachelor of Music in Jazz Performance itu pun menyiapkan diri untuk tampil maksimal di Jakarta International Djarum Super Mild Java Jazz Festival 2012 tanggal 3 dan 4 Maret nanti di Kementerian Perdagangan Hall. Ia memang dijadwalkan untuk manggung bersama musisi jazz ternama lainnya. Pada tanggal 3 Maret, ia akan membawakan lagu-lagunya dalam solo.

"Persiapannya udah dari jauh-jauh hari. Aku bakal bawain tujuh sampai delapan lagu. Preparation-nya sangat ketat dan sibuk. Belum yang kolaborasi, otomatis harus banyak latihan," ujar Sierra.
Tak banyak yang tahu kalau dara cantik, kelahiran Jakarta, 26 Juni 1984 itu mulai serius menekuni jazz ketika ia kuliah di Perth, Australia. Ia lulus dari Jurusan musik tepatnya Diploma of Contemporary Music tahun 2004 dan Bachelor of Music in Jazz Performance (S1) di Perth, Western Australia Academy of Performing Arts, lulus di thn 2007.

"Aku kuliah Diploma of Contemporary Music, aku berpikir kok kayaknya tanggung kalo nggak nerusin S1-nya. Akhirnya aku mutusin nyelesein S1," ungkap Sierra.

Akhirnya, ia pun menjalani pendidikan musik selama tiga setengah tahun hingga mendapat gelar Bachelor of Music in Jazz Performance. Menurut Sierra, dari sanalah ia mulai menemukan jati diri dalam bermusik.
Sierra mengawali karier di bidang jazz sejak 2008. Tepat ketika ia kembali ke Indonesia. Di tahun yang sama, ia berkesempatan berkolaborasi dengan Tompi. Dari situ, ia mengenal banyak musisi jazz dan sering ikut tur keliling Jawa. Jalan menuju kesuksesan mulai terbuka.

Kembali ke Indonesia dan sering manggung, membuat Sierra direkomendasikan untuk untuk tampil pada Java Jazz 2009. "Banyak yang merekomendasikan aku untuk nyanyi di Java Jazz. Padahal sama sekali nggak pernah dateng nonton, apalagi perform, tapi aku dapet panggung sendiri, dan penontonnya penuh. Sebagai new comer, aku merasa ini yang paling berkesan," ujar Sierra belum lama ini.

Pada Januari 2011, Sierra sudah merilis album pertamanya, 'Only One'. Dalam album itu, ia menjagokan lagu 'The Only One' yang pernah dibawakan Adi Bing Slamet sebagai single-nya. Di album itu juga Sierra sempat berkolaborasi dengan musisi Filipina.

Bagi yang mau tahu berita terupdate mengenai dara cantik dengan nama asli Amanda Sierra Soetedjo ini, follow twitternya di @SierraSoetedjo dan My Space (www.myspace.com/amandasierras)

Bobby Caldwell - Sukses di Amerika, Terkenal di Jepang

Bobby Caldwell
Masih ingat lagu ‘Real Thing’, ‘Heart of Mine’, dan ‘What Do You Want Me for Love’ yang hits pada tahun 80-an? Ya, pria melankolis dengan melodi dan lirik yang manis ini adalah Bobby Caldwell. Penyanyi dan pencipta lagu bermata biru ini memang multitalenta.


Pria asal Amerika ini mampu memainkan beberapa jenis instrumen musik (termasuk drum). Namun, kesuksesannya sebagai pencipta lagu lebih sukses daripada ketika ia bernyanyi. Lagunya justru banyak menjadi hits ketika dibawakan oleh Chicago, Boz Scaggs, Peter Cetera dan Amy Grant, Neil Diamond dan Al Jarreau.

Tak hanya itu, keunikan lain pria kelahiran Manhattan, 15 Agustus 1951 ini juga terlihat pada basis fans terbesarnya yang ternyata berada di Jepang. Beberapa albumnya dirilis lebih awal di Jepang ketimbang di Amerika. Bahkan beberapa album cuma dirilis di Jepang. Ketika masyarakat Amerika hampir melupakannya, ia masih menyandang nama sebagai superstar di Jepang. Mulai tahun 90-an, ia menetap di Jepang bersama istri dan sepasang anak kembarnya.

Namun, ia masih memelihara basis penggemarnya di Amerika Serikat, sampai-sampai bagi penggemar R&B dan jazz modern di Amerika Serikat, dia digelari "Orang kulit putih yang sering dikelirukan sebagai penyanyi Afro-Amerika".

Para penggemarnya hapal betul kalau pria ini memiliki suara tone oktaf yang khas. Tone oktaf tinggi memang cocok untuk jazz terutama untuk jenis Contemporary Jazz seperti stylenya. Padahal di awal karirnya, Caldwell lebih berorientasi kepada musik cadas daripada jazz. Caldwell sering membawakan karya-karya Jimi Hendrix dan Cream di klub-klub kecil.

Selama 3 dekade karir bermusiknya, dia masih sangat dikenali melalui komposisi tunggalnya dari tahun 1978, "What You Won't Do for Love”. Kenangan manis saat penampilannya di Java Jazz Festival 2008 pun masih terngiang-ngiang di benak penonton JJF saat itu. Tak hanya cuma menyanyikan lagu-lagu hitsnya, ia pun memainkan pianika. Tak sedikit penonton menjadi riuh ketika lagu-lagu kesayangan mereka dibawakan langsung oleh penciptanya seperti ‘Real Thing’. Seisi Plenary Hall seakan ikut bernyanyi semua.
Lagu ini seakan mengobati rindu yang selama ini terpendam. Bagaimana tidak, kebanyakan hitsnya banyak ditemukan pada kompilasi lagu-lagu dengan tag Jazzy Tunes berlabel Smoothjazz hingga sekarang. Tak heran, di setiap penampilannya, penonton akan ikut bernyanyi karena begitu familiarnya lagu penyanyi bermata biru ini di hati mereka.

Kali ini di ajang Jakarta International Djarum Super Mild Java Jazz Festival 2012, ia akan tampil di hari Jum`at, di D1 Tebs Hall. Don`t Miss It!

Sunday, February 26, 2012

Sister Duke di JJOTM Plaza Semanggi



Nice Perform ^_^d
Tak perlu menunggu lama. Sister Duke langsung membuka penampilannya dengan lagu “Terbang Tinggi”. Nengah Krisnarini memang pintar mengambil hati penonton Sky Dining-Plaza Semanggi malam ini. Kostumnya yang girly ditambah suaranya yang ‘ciamik’ sukses membawa suasana semakin ceria.
Tak banyak yang tahu kalau Nengah tengah bimbang karena suaranya mendadak bindeng sebelum tampil di atas stage. “Kaget aja, karena tiba-tiba suara saya nggak keluar. Seperti menempel gitu. Untung tadi lancar aja dengan usaha yang luar biasa, hehe,” ujar wanita berdarah Minang-Bali itu kepada djarumsupermild.com.

Meski begitu, Sister Duke tetap memberi kejutan kepada penonton JJOTM- Sky Dinning. Di lagu kedua, mereka membawakan lagu “Rolling In The Deep” (Adele) dengan gaya dan warna Nu Jazz yang diusung Sister Duke.

“Kami memang ingin membawakan sesuatu yang beda di dunia musik jazz. Sister Duke memberikan alternatif musik yang segar dengan pendekatan baru bersound elektronik dan sentuhan programming,” paparnya.
Me  & Nengah

Malam ini, selain Nengah pada vokal, Sister Duke dibantu oleh Joel (bass/Music director), Kitut (Keys/Synth), dan Rencong (Turntablist/DJ). Perpaduan dari semua instrumen musik ditambah suara Nengah yang ceria, memberi warna tersendiri dari Sister Duke.

“Been Thru” menjadi lagu ketiga Sister Duke dan dilanjutkan dengan “Kreyzie” yang pernah populer pada tahun 2008 dan menjadi top hits di radio Jakarta. Tak lupa, ia membawakan single terbaru “MYOB” yang bernada ceria dengan beat-beat yang kuat dari awal hingga akhir lagu.

Lagu keenam, “Senandung Untukmu” bagai menjadi jeda di antara lagu-lagu Sister Duke yang memang kuat di nada-nada beat. Nadanya yang sedikit lembut dibanding lagu-lagu sebelumnya sekaligus menghantarkan penonton ke lagu berikutnya, “Wanna Make You Mine”.

Interview with Sister Duke a.k.a Nengah K
“We Are One” menjadi lagu penutup penampilan Sister Duke malam ini. Rasa puas dan tepuk tangan penonton terlihat dari wajah mereka yang ceria. Penampilan Sister Duke yang ‘all out’ benar-benar memberi suatu warna yang beda pada JJOTM tahun ini khususnya dan festival java jazz 2012 pada umumnya.
“Persiapan untuk Java Jazz tahun ini pasti ada dan apa yang akan kami bawakan nanti itu rahasia. Pokoknya surprise banget. Tunggu aja,” tutup wanita berkulit putih itu sambil tersenyum.

Saturday, February 25, 2012

Ultraz Kwartet Band Hibur Pengunjung Sky Dinning

Setelah menunggu kurang lebih tiga puluh menit, Java Jazz On The Move (JJOTM) pun dimulai. Suara MC yang heboh pun membuka acara JJOTM di atap Plaza Semanggi, Sky Dining, Jakarta. Spontan, ratusan mata yang tak sabar menunggu acara JJOTM mengarah ke stage yang sebelumnya ditutup terpal untuk melindunginya dari air hujan yang sempat membasahi area venue.
Setelah acara bagi-bagi hadiah berupa tiket gratis JJF 2012 dan goody bag oleh panitia kepada penonton yang berhasil menjawab pertanyaan, Ultraz Kwartet Band pun membuka acara JJOTM pada malam ini sekitar pukul 19.35 WIB.
Mereka membuka acara JJOTM dengan beat-beat yang jazzy abies! Alunan instrumen dari gitar, bass, keyboard dan drum minus vokal ini, berhasil membius para penonton. Santap malam para penonton di Sky Dining pun semakin asik.
Band yang digawangi oleh Reza (keyboard), Yosi (gitar), Indra (drum), dan Jun (bass) ini pun mengaku antusias ketika didapuk menjadi pengisi acara sekaligus pembuka di JJOTM tahun ini.
“Senang ya, dan asik. Semoga para penonton bisa terhibur,” ujar Reza kepada djarummild.com.
Mereka sukses membawa suasana malam yang memang cukup panas malam ini menjadi sedikit ‘adem’. Total lima lagu full instrumen mereka bawakan sebelum penampilan Sister Duke sebagai pengisi acara kedua.
Tepuk tangan panjang dari para penonton pun mereka jaring dengan semangat. Tak terasa area disekitar venue semakin penuh dengan para penonton yang memenuhi tempat duduk yang disediakan maupun yang berdiri.
Meski Java Jazz tahun ini Ultraz Kwartet Band belum beruntung mengisi acara di panggung utama Djarum Supermild Java Jazz Festival 2012, Maret mendatang, mereka mengaku tetap semangat dan berharap mendapat kesempatan di tahun mendatang.
“Semoga semakin banyak band jazz lokal yang bisa manggung di perhelatan musik akbar jazz seperti Java Jazz Festival,” harap mereka.

JJOTM Panaskan Sky Dining Plaza Semanggi

Para pengunjung Sky Dining- Plaza Semanggi sudah tak sabar lagi menunggu penampilan dari para musisi jazz di Java Jazz On The Move (JJOTM) malam ini. Sky Dining, menjadi venue terpilih dalam perhelatan pra event Djarum Supermild Java Jazz Festival 2012, Sabtu, 25 Februari 2012.
Selain Sky Dining, venue lainnya juga tersebar di berbagai mall, kampus, maupun cafe di bilangan Jakarta hingga Tangerang dalam rangka JJOTM hingga akhir bulan Februari ini.
Meski hujan kecil sempat menggangu dimulainya acara JJOTM, namun antusias para pengunjung Sky Dining tak surut sejak sore tadi. Tempat duduk di sekitar stage pun telah penuh, sejam sebelum acara dimulai.
Malam ini, pengunjung Sky Dinning Plaza Semanggi akan dihibur oleh tiga musisi jazz. Mildness, Sister Duke dan Soulvibe siap memanaskan suasana yang sedikit dingin karena gerimis ini.
Panitia juga telah menyiapkan belasan tiket gratis yang akan dibagikan kepada penonton yang beruntung malam ini.
Nah, kalau kalian masih bingung menghabiskan malam minggu dimana, cepat merapat ke Plaza Semanggi, Sky Dining. Santap malam dengan view yang asik, ditambah mendengarkan alunan musik jazz dari musisi lokal Indonesia menjadikan malam minggu kalian sempurna.
Jika tidak sempat ke Plaza Semanggi, jangan khawatir. JJOTM masih ada hingga 29 Februari 2012 ini. Berikut informasi JJOTM selanjutnya :

Senin 27 Februari 2012 di Black Cat, Plaza Arcadia, Jakarta
19.00-21.00  BRUCE HAMADA / ADE & BROTHERS
Selasa 28 Februari 2012 di Summarecon Mall Serpong - Unity Stage, Tangerang 
19.00-21.00 DUWENDE / ARI PRAMUNDITO
Rabu 29 Februari 2012 di Supermal Karawaci - Grand Atrium, Tangerang
19.00-21.00 CHRIS STANDRING, ELEVATION 3

Monday, February 20, 2012

Duo Asal Negeri Sakura


Ternyata, tak hanya boyband asal Jepang saja yang digilai para anak muda zaman sekarang, tapi duo asal negeri Sakura, Depepe, pun bisa merebut hati ribuan penonton Indonesia. Itu terbukti ketika mereka mengisi acara di hari kedua gelaran Java Soulnation 2011, Sabtu (24/9) lalu. Pasalnya, penampilan special show di hari pertama yang diisi oleh penyanyi hip hop asal Amerika, Nelly kalah penonton.

Alunan lembut musik-musik instrumental seperti Sakura Mau, Koi Mizu, Kitto Mata Itsuka, Spur, Aishu Violet, Rosy, Start mendapat sambutan hangat penonton kala itu. Apalagi aksi kocak personil Depapepe yang mencoba berinteraksi menggunakan bahasa Indonesia kepada penonton. Terbata-bata namun membuat penonton tertawa karena aksen Jepang yang begitu terasa. Sampai pada lagu Flow, dan One yang menjadi lagu pamungkas penampilan duo akustik gitar pemilik album LET'S GO (2005) malam itu.

"Are yu having a good time. Kami berharap bisa kembali ke Indonesia lagi. I love Indonesia. Indonesia hebat sekali, mantap. Enjoy today, you are my family," pungkas Miura menutup konsernya malam itu.
Depapepe adalah sebuah grup musik yang berasal dari Jepang, yang kedua personilnya memainkan gitar akustik. Dibentuk pada November 2002, Depape berasal dari gabungan kedua nama pendek dari kedua personilnya yaitu Miura Takuya dan Tokuoka Yoshinari asal Kobe.

Tak ada yang menyangka, kedua pria ini memulai karirnya dari jalan ke jalan. Lagu mereka orisinil dan penuh emosi. Emosi yang mereka espresikan seperti kegembiraan, kemarahan, kesedihan dan kesenangan. Mereka memainkan melodi yang kadang-kadang lembut, dan kadang-kadang penuh semangat, untuk menangkap hati para pendengar. Mereka membiarkan gitar ‘bernyanyi’ tanpa lirik dan vokal.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mereka mengeluarkan album yang berjudul Let's Go. Disinilah raktar Jepang mulai mengenal pria yang ternyata bukan saudara kandung satu sama lain. Sebelum mereka bergabung dengan label Sony music mereka sudah mengeluarkan 3 album indie. Tak hanya bermain duo, mereka juga apik bermain dengan satu set full band.

Ciri khas mereka adalah menghibur siapapun dengan bahasa lokal ketika mereka tur ke luar negeri meski hanya sekedar sapaan saja dan terdengar lucu. Mungkin itulah yang membuat mereka selalu terkenang di hati penggemarnya. Kepribadian yang menyenangkan dan menghibur.

"Mari kita membuat musik instrumental pop!" adalah motto yang selalu dihargai oleh Depapepe. Apakah aksi mereka akan memukau penonton Djarum Supermild Java Jazz Festival International 2012 nanti? Catat tanggal mainnya di A2 BNI Hall hari Jum`at, 2 Maret 2012 dan di A1 BNI Hall,  Sabtu, 3 Maret 2012.  

Sunday, February 19, 2012

Soulvibe Puaskan Vibenatics

Kerinduan para vibenatics (sebutan untuk para penggemar Soulvibe) terbayar sudah. Setelah menyaksikan penampilan Urban Path dengan lagu penutupnya ‘MSG’, tak lama kemudian band yang memiliki kepanjangan nama dari Sound of Universal Love/ Various Instrument Behaviour itu menyapa para pengunjung La Piazza yang sudah tak sabar ingin bernyanyi bersama band asal Jakarta itu tepat pukul 20.00 WIB di panggung Mini Square, La Piazza, Jakarta, Minggu (19/2).

Lagu ‘Warna Cinta’ membuka penampilan mereka di depan ratusan pengunjung La Piazza yang sudah tak sabar menunggu penampilan dari Abenk (vokal), Bayu (vokal), Handy (bass), Frans (keyboard), Asa (gitar), Iga (gitar) dan Rio (Synth) sejak sore. Mereka telah duduk manis di bangku yang telah disediakan.
Beberapa pengunjung yang tak mendapatkan bangku, rela berdiri di sisi-sisi panggung.

Penampilan mereka di Mini Square, La Piazza malam ini, terus disambut tepuk tangan pengunjung. Setelah lagu pertama, mereka lanjut tanpa jeda yang lama dengan lagu ‘Berlian’ yang lagunya lebih santai dengan bit-bit yang jazzy. Beberapa dari pengunjung mulai asyik mengikuti lagu dengan bernyanyi bersama. Tak pelak lagi, ketika lagu selanjutnya ‘Your Smile’ disenandungkan, sukses menuai senyum dari penonton.
Memang tema cinta tak akan pernah habis untuk dieksplor, Soulvibe cermat untuk mengolahnya. Terbukti dengan lagu keempat berjudul ‘Arti Hadirmu’ dan ‘Sungguh’ mampu membawa perasaan penonton Soulvibe terbuai cinta.

Puncaknya ketika lagu ‘Biarlah’ dikumandangkan, sontak hampir seluruh pengunjung La Piazza bernyanyi tanpa diminta.
“Hapuslah cinta antara kita berdua, karena kau sudah ada yang punya...“

Inilah magnet hebat yang diciptakan band yang telah enam kali tampil di Java Jazz Festival ini. Apalagi energi ceria dan menyenangkan yang mereka tularkan, menghangatkan suasana malam yang semakin dingin di Utara Jakarta itu.

“Tahun ini, kami tampil yang ketujuh kali di JJF 2012. Tiap tahun punya kesan tersendiri dan cerita tersendiri di hati kami. Dari tampil di foodcourt sampai tampil di panggung JJF yang kapasitas penontonnya sangat besar. Inilah yang membuat kami terus bersemangat,” ujar Handy kepada djarumsupermild.com.
Tak berhenti sampai disitu. Meski peluh telah membasahi baju mereka, lagu ‘Masih’ dipersembahkan oleh band yang dijadwalkan akan manggung pada Djarum Supermild Java jazz Festival 2012, Sabtu, 3 Maret 2012 di B1 Hall, JIExpo Kemayoran, Jakarta.

"Ke antartika, antartika. Ku akan mencoba yang aku bisa...“
Lagi-lagi penonton La Piazza terhipnotis, bernyanyi bersama-sama tanpa diminta. Rupanya mereka (penonton-red) telah paham bahwa lagu ini adalah penutup kangen dari band yang telah lama mereka rindukan. Mereka pun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk bernyanyi bersama.

Tuesday, February 14, 2012

Lala Karmela Hentak JJOTM Tangerang

Luar Biasa! Java Jazz On The Move sukses ditutup oleh Lala Karmela tepat pukul 21.00 WIB. Dengan gitar kesayangannya, ia menyanyikan lagu ciptaanya “You got Me Again” yang ia ciptakan di Filiphina. Area West Atrium pun disesaki penonton yang ingin mendengarkan lima lagu-lagu jazz yang didendangkan gadis imut bernama asli Karmela Mudayatri Kartodirjo itu.
Meski mengakui kondisinya tidak fit, gadis kelahiran 2 April 1985 itu tetap profesional membawakan semua lagu dengan energi yang luar biasa. Lagu pertama “Rumour Has It” yang dipopulerkan oleh penyanyi Adele pun ia bawakan tanpa cela dan enerjik. Disusul dengan lagu kedua, “I don`t know what to wear” yang ia dedikasikan kepada semua wanita. Kali ini ia bawakan dengan lebih lembut
Lagu ketiga, ia membawakan “Satu Jam Saja” yang dipopulerkan oleh Sheila Madjid dengan warna music jazz. Uniknya, lagu ini seperti lagu yang benar-benar baru ketika wanita berkulit putih itu membawakannya.
“Ini benar-benar berbeda dan lagu ini juga akan saya bawakan di Djarum Supermild Java Jazz 2012 nanti,” ucapnya.
Selain di Mall Living World Tangerang ini, ia pun akan tampil di Java Jazz On The Move lainnya di Kampus Trisakti, 17 Februari 2012 pukul 15.00 WIB. Don`t Miss it! (Sri Wahyuni)

Monday, February 13, 2012

Ketika Urban Path Menyapa

Selama 45menit, Urban Path memanjakan telinga pengunjung Mall Living World, Tangerang dengan musik ciptaan mereka sendiri dalam Java Jazz On The Move. Mereka menyapa pengunjung dengan alunan musik dari instrument yang dimainkan secara harmonis dan menghentak. Ini lantaran style musik mereka memang terintegrasi antara hip hop rhythms dan jazz.
Band jazz Indonesia yang digawangi oleh Muhammad Ibnu Rafi (Drum), Fajar Adi Nugroho (Bass), Andy Gomez (Keyboards dan Piano), Damez Nababan (Saxophone), dan Jordy Revillian Waelauruw (Trumpet) ini membawakan symphony jazz yang unik dan easy listening. Beberapa lagu merupakan lagu yang familiar di telinga penikmat musik namun setelah dibubuhi ‘warna’ mereka, lagu tersebut pun menjadi milik mereka sepenuhnya di atas panggung.
Setelah empat lagu dibawakan, Fajar pun menyapa para pengunjung Living World Alam Sutera yang sejak pukul 18.00 WIB mulai memadati venue Java Jazz On The Move.
“Selamat malam semua. Terima kasih telah datang. Mungkin apa yang kami bawakan agak sedikit membingungkan karena ini adalah musik ciptaan kami sendiri. Tapi kami harap, kalian dapat menikmatinya. Selamat menikmati,” ujar pria berkacamata itu kepada penonton sambil tersenyum manis.
Tepukan meriah dari penonton pun menyambut lagu mereka selanjutnya hingga pukul 19.55 WIB. Meski musik yang mereka bawakan minus vokal, namun tak menyurutkan para pengunjung Living World semakin memadati venue dan tepuk tangan meriah membahana di West Atrium yang berlokasi di Alam Sutera, Serpong, Tangerang itu.
Di akhir penampilan, Urban Path pun mengingatkan para penonton untuk menonton penampilan mereka saat Djarum Supermild Java Jazz Festival nanti, di Stage 1, Sabtu 3 Maret 2012.
Selain di Mall Living World, Java Jazz On The Move  juga digelar serentak di Plaza Dago, Bandung dengan bintang tamu KSP, Indonesia Nuprogressive, RMHR, dan FIitzpatrick. Sorenya, Distro FHBOLD Bandung sudah lebih dulu dihibur oleh Indonesia Nuprogressive, RMHR, dan FIitzpatrick. (Sri Wahyuni)

Sunday, February 12, 2012

JJOTM Goes to Living World

West Atrium Living Wolrd alam sutera mulai dipenuhi pengunjung yang tak sabar melihat aksi Urban Path dan Lala Karmela dalam Java Jazz On The Move. Meski bangku yang disediakan oleh panitia terbatas, mereka tak segan untuk berdiri demi merasakan hentakan demi hentakan alunan music yang jazzy.  Sebelum para musisi beraksi, MC pun membuka acara dengan pengenalan Pre event Djarum Supermild Java Jazz 2012, Java Jazz On The Move yang digelar di beberapa kota sejak Januari hingga akhir Februari nanti. Rangkaian acara ini sebagai ‘warming up’ sebelum puncak acara dimulai pada Maret mendatang.
Sebelum acara dimulai, beberapa kuis pun diadakan untuk mengundang pengunjung memadati area sekitar venue. Tiket gratis Djarum Supermild Java Jazz Festival pun dibagikan bagi mereka yang mampu menjawab kuis.  Tergambar kegembiraan dari wajah mereka saat berhasil mendapatkan tiket gratis, bahkan ada beberapa pengunjung yang sengaja menunggu moment seperti ini demi kemudahan mendapatkan tiket di Java Jazz Festival 2-4 Maret 2011. Total 12 tiket gratis dibagikan untuk pengunjung Mall Living World, Serpong Tangerang.
Sekitar area panggung pun dihiasi berbagai boots seperti BNI, Eat&Go, Sindo Community  dan Tuc. (Sri Wahyuni)

Saturday, February 11, 2012

Kotak Feat Nabrassban

Djarum Super Mild Java Jazz Festival 2012 bulan Maret nanti akan penuh kejutan. Tak hanya puluhan bintang jazz luar dan dalam negeri, pagelaran akbar musik Jazz terbesar ini pun akan menghadirkan musisi dari aliran musik yang berbeda.
Salah satunya adalah band Kotak. Band bergenre Progressive/Rock ini akan tampil pada 4 Maret 2012 di B2 Hall Kementerian Perdagangan. Sejak kemunculan mereka dari ajang sebuah kompetisi, power adalah kekuatan mereka. Didukung dengan suara berkarakter Tantri, penikmat musik Rock dibuat yakin bahwa mereka tahu apa yang disebut musik Rock.
Energi vokal Tantri yang dapat memanaskan suasana selalu menggairahkan setiap tubuh untuk bergerak enerjik. Selain power, lagu yang mereka bawakan juga sarat dengan muatan emosional. Ini terasa dalam setiap lagu yang mereka bawakan. Band yang digaungi Tantri (vokal), Cella(gitar), dan Cua (bass) ini banyak menghadirkan unsur modern rock. Mereka membangun ambience lagu bukan hanya lewat dentuman bas, raungan gitar dan gemuruh gebukan drum, tapi juga lewat programming dan sampling yang menghiasi aransemen musiknya.
Tak perlu diragukan lagi, band Kotak feat Nabrassban akan menjadi “little surprise” diantara puluhan penampilan musisi papan atas dunia jazz. Akankah band Kotak akan mengejutkan penonton Djarum Super Mild Java Jazz Festival 2012 dengan membawakan lagu Jazz? Mungkin saja!
Penasaran seperti apa aksi mereka dalam perhelatan Jazz terbesar se-Asia Tenggara ke delapan ini? Catat tanggal aksinya ya! Panggung B2 Hall Kementerian Perdagangan, 4 Maret 2012 di JIExpo Kemayoran Jakarta. (Sri Wahyuni)

Friday, February 10, 2012

Legenda Jazz Bobby McFerrin

Selama tiga hari, pagelaran pesta jazz terakbar akan digelar Maret mendatang di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Dengan mengangkat tema “Don’t Worry Be Jazzy”, Djarum Super Mild Java Jazz Festival 2012 akan menampilkan ikon musik jazz dari yang paling berkarakter hingga tunas muda calon bintang besar masa depan.

Salah satunya adalah Bobby McFerrin yang terkenal dengan lagu "Don't Worry Be Happy". Nama ini adalah salah satu vokalis jazz legendaris. Siapa yang tak tahu lagu di atas? Setiap lirik dan nadanya membuat siapapun yang mendengarnya akan tergugah semangatnya untuk kembali bersemangat.

Ini dikarenakan kemampuan olah vokalnya  luar biasa. Mulai dari menyanyikan lagu dengan lumrah, vocalese, scatting, hingga mengikuti instrumen layaknya sebuah orkestra. Istimewanya lagi, penampilannya nanti di Djarum Super Mild Java Jazz Festival 2012 akan diadakan tiga kali selama pagelaran musik jazz terbesar ini berlangsung. Bonusnya, kamu bisa menikmatinya secara gratis!

Pria kelahiran New York City, New York, USA, 11 Maret 1950 ini mendapatkan Grammy untuk "Vokalis pria terbaik”, “lagu terbaik”, dan “Record of the Year.” Lagunya "Don't Worry Be Happy," menjadi one top chart di Amerika pada September 1988. Uniknya, lagu ini adalah lagu acapella pertama yang menjadi top chart. Pria yang memiliki vokal range 4 oktaf ini adalah putra dari penyanyi opera 'Robert McFerrin'.

Bobby McFerrin disebut-sebut sebagai salah satu keajaiban alam di dunia musik. Tak heran sebab pemenang sepuluh kali penghargaan Grammy ini juga dikenal sebagai seorang konduktor di dunia klasik dan improvisers. Ia telah bekerjasama dengan Philharmonic New York, Cleveland Orchestra, Symphony Chicago, Orchestra Philadelphia, dan Philharmonic Wina.

Album rekamannya telah terjual lebih dari 20 juta eksemplar. Kolaborasinya dengan Yo-Yo Ma, Chick Corea, Philharmonic Wina, dan Herbie Hancock menjadikan ia sebagai duta dari dua dunia klasik dan jazz.
Oh ya, dalam Djarum Supermild Java Jazz 2012 nanti, Bobby McFerrin akan datang bersama putranya, Taylor McFerrin, seorang Beatboxer. Nah, jangan sampai ketinggal aksi legenda jazz dunia ya. Tanggal 2-4 Maret di di JIExpo Kemayoran, Jakarta. So...
Don’t Worry Be Jazzy”! (Sri Wahyuni)

Thursday, February 9, 2012

Mayer Hawthorne & The County

Sosok Mayer Hawthorne dapat dipastikan akan memeriahkan gelaran kedelapan Java Jazz International nanti. Penyanyi asli Amerika, produser, penulis lagu, arranger, audio engineer, DJ, rapper sekaligus multi-instrumentalist ini berdomisili di Los Angeles, California, USA.
Musisi yang memiliki nama asli Andrew Mayer Cohen ini memiliki pengaruh bermusik dari Curtis Mayfield , Isaac Hayes, Leroy Hutson, Mike Terry, Barry White, dan Smokey Robinson.  Sedangkan "Mayer Hawthorne and The County" adalah nama Cohen yang biasa dipakai saat tampil dengan artis lain.  Pada dasarnya, "The County" menurut Cohen adalah siapapun yang memainkan alat musik atau bernyanyi di albumnya.
Ia  membawakan serta menciptakan lagu-lagu secara mendalam dari ranah kaum kulit hitam. Hal ini merupakan suatu kebanggan tersendiri bagi musisi kulit putih. Musisi-musisi seperti mendiang Bill Evans atau Benny Goodman yang di jamannya merupakan musisi kulit putih yang cukup revolusioner sepertinya kini bereinkarnasi menjadi sesosok Mayer Hawthorne.

Lewat albumnya yang dirilis sejak 2009 lalu, ‘A Strange Arrangement’, Hawthorne mengingatkan kita pada sosok Ray Charles sang ‘King of Soul’ sepanjang masa. Mayer Hawthorne sebagai musisi multi instrumentalist bukan hanya sekedar menyanyikan lagu-lagu soul melainkan ia berperan sebagai arranger, produser sekaligus player dalam album yang digarapnya sendiri. Jelas, hal tersebut merupakan sebuah tanda nyata bahwa Hawthorne yang lebih dikenal sebagai DJ ini adalah seorang musisi jenius.
Selain itu, pria yang lahir dan dibesarkan di Ann Arbor, Michigan ini memiliki gaya vokal lay back yang terasa melayang-layang yang sekaligu menjadi tema utama dalam album A Strange Arrangement. Bukan hal mudah bagi setiap penyanyi untuk melakukannya. Ia seperti tahu bagaimana merasuki setiap jiwa pendengarnya dengan baik.
Jika melihat aksi panggungnya, bagai melihat kembali era kejayaan musik soul di tahun 60an. Apalagi dalam album A Strange Arrangementnya. Lagu ‘Shiny and New’ dan ‘A Strange Arrangement’ merupakan lagu yang melankolik yang kemungkinan menjadi soundtrack para makhluk galau.

Totalitas bermusiknya bagai membangkitkan musik soul yang kiranya sudah cukup lama tertidur di tengah kerumunan musik-musik pop. Bagaimana? Penasaran ingin melihat aksi panggungnya bersama ‘The County’? Ia akan tampil dua kali di A3 BNI Hall, Sabtu 3 Maret 2012 dan Minggu, 4 Maret 2012 di A1 BNI Hall. (Sri Wahyuni)

Wednesday, February 8, 2012

Erykah Badu- “First Lady of Neo Soul”

Bagi pecinta musik jazz, nama Erykah Badu bukanlah nama asing lagi. Wanita yang terlahir dengan nama Erica Abi Wright ini adalah penyanyi soul dan R&B wanita kenamaan dengan pesona eksentrik yang lebih dikenal dengan nama Erykah Badu.
Mulai dari aksi panggung yang tak biasa hingga dandanan yang cukup nyentrik ia tampilkan untuk memberi warna ‘beda’ dari suatu bentuk seni pertunjukkan yang ia suguhkan. Penyanyi R&B Soul asal Texas, Amerika ini akan tampil di satu pagelaran Jazz terbesar di dunia yang telah menginjak tahun ke-8, Djarum Super Mild Java Jazz Festival 2012.
Kabar ini pertama kali dibeberkan pada Sabtu (17/12) lalu melalui akun Twitter resmi Java Jazz di @JavaJazzFest dengan kicauan yang berbunyi: “New CONFIRMED artist lineup to perform at #JJF2012 : ERYKAH BADU!”
Erykah akan tampil di hari pertama Djarum Super Mild Java Jazz Festival 2012, 2 Maret 2012. Penampilannya tersebut tercantum sebagai special show dengan harga tiket relatif terjangkau, Rp 110 ribu.
Mengenai harga tiket special show yang lebih murah dibanding tahun-tahun sebelumnya ini pun, Peter F. Gontha selaku bos besar promotor Java Festival Production mengatakan bahwa ia ingin agar sekumpulan special show tersebut dapat dinikmati lebih banyak orang. Selain itu, ia juga berharap bahwa penetapan harga yang ramah ini dapat menjadi sebuah terobosan tersendiri.
Dengan mengangkat tema “Don’t Worry Be Jazzy”, Erykah dipastikan tetap akan membawakan lagu-lagu andalannya dengan nuansa neo-soul dan Jazz yang khas Erykah! Warna vokalnya yang sering dipadankan dengan legenda jazz vocalist Billie Holiday. Ia juga dijuluki sebagai “Queen of Neo-Soul” karena perannya yang penting penting dalam kemunculan sub-genre neo soul. Ia pun disebut sebagai “First Lady of Neo Soul” oleh banyak pihak.
Ia mulai dikenal orang banyak ketika merilis album perdana bertajuk Baduizm pada 1997. Selain itu, ia juga telah merilis lima album studio yang masing-masing berjudul Baduizm pada 1997, Mama’s Gun pada 2000, Worldwide Underground pada 2003, New Amerykah Part One (4th World War) pada 2008, dan New Amerykah Part Two (Return of the Ankh) pada 2010.

Ia telah menerima total lima puluh tujuh nominasi dan enam belas trofi dari berbagai macam penghargaan. Ia memenangi empat Grammy Awards, yaitu pada kategori Best Female R&B Vocal Performance untuk lagu “On & On”, Best R&B Album untuk Baduizm, Best Rap Perfomance by a Duo or Group untuk lagu “You Got Me”, dan Best R&B Song untuk lagu “Love of My Life (An Ode to Hip-Hop)”.
(Sri Wahyuni)

Tuesday, February 7, 2012

Balawan Bifan Duo

Dunia Jazz Indonesia makin ramai saja dengan beragam proyek musisi yang makin beragam. Djarum Java Jazz Festival 2012 Maret mendatang pun turut menghadirkan kelompok musisi jazz baru namun dengan orang lama di dalamnya. Kali ini BiFan Duo yang berasal dari kata Be Fun dalam bahasa Inggris beranggotakan gitaris I Wayan Balawan dan bassis Fajar Adi Nugroho.

Bifan Duo juga diambil dari nama mereka masing-masing. Sungguh perpaduan dua talenta besar yang dimiliki Indonesia. Balawan menjelaskan bahwa grup ini gabungan antara ‘tapping dan slappin’ akan membawakan lagu-lagu orisinal.

Balawan kita kenal lewat kelompok Batuan Etnik Fusion dan Gamelan Maestro selain juga aktif di Trisum bersama gitaris Budjana dan Tohpati. Ia telah merilis beberapa album antara lain gloBALIsm, Balawan, Magic Fingers dan See you Soon. Bersama Trisum, Balawan telah merilis dua album yakni Trisum 1st Edition dan Five in One.

Di lain sisi, bassis Fajar Adi Nugroho sempat tampil di Rusia dan Erasmus Huis Jakarta akhir Desember lalu bersama Indro Hardjodikoro The Fingers. Pria kelahiran Jakarta, 15 Februari dan anak kedua dari empat bersaudara ini  mengenal dunia musik ketika berumur 15 tahun. Ia sempat bermain dalam berbagai aliran musik mulai dari hiphop sampai rock.

Jika di review lebih lanjut, penampilan mereka pasti akan memukau pengunjung Djarum Java Jazz Festival 2012 nanti yang akan digelar  di B2 Hall Kementerian Perdagangan. Bagaimana tidak, mereka akan menghibur pengunjung dengan teknik permainan gitar yang luar biasa, harmonis dan yang terpenting adalah FUN!

Pria kelahiran Bali, 9 September 1973 (Balawan) ini juga dikenal sebagai satu-satunya gitaris profesional yang dikenal dengan teknik "Touch Tapping Style" (seperti halnya Stanley Jordan) dia Asia. Sebuah permainan yang memanfaatkan ke-delapan jari untuk memainkan tap pada fretboard. Sekilas permainan ini kelihatan seperti permainan piano: permainan bass, chord dan melody, semuanya dimainkan dengan jari kiri dan jari kanan... nyaris tanpa dipetik.

Sedangkan Fajar pernah tampil bersama “7 Bass” dengan Indro Hardjodikoro, Tendra (Groovology), Adi Dharmawan (Nera) , Ilyas M (Tompi) , Barry Likumahuwa, dan Kristian (Tangga) yang diadakan oleh Farabi Music School dan GKJ.

Catat tanggal mainnya, Jum`at, 2 Maret 2012!
(Sri Wahyuni)
   

Monday, February 6, 2012

Trio Lestari Siap Tampil di JJF 2012



Ketiganya memiliki nama besar, memiliki skil dan talenta bermusik yang sudah tidak diragukan lagi, dan memiliki penggemar yang luar biasa banyaknya. Dedikasi ketiga artis ini dalam dunia musik juga sudah teruji. Siapa lagi kalau bukan Tompi, Glenn Fredly dan Sandhy Sondoro. Tiga penyanyi papan atas Indonesia ini tergabung dalam kelompok Trio Lestari.

Mereka menggebrak dunia musik Indonesia dengan membuat konser musik yang sukses dan tiada duanya. Konser pertama mereka telah berlangsung di Central Park, Jakarta pada 17 Juni 2011 lalu, setelah itu konser-konser di kota lainnya pun telah menunggu penampilan Trio ini dalam konser bertajuk Surya 16, An Exclusive Experience with Tompi, Glenn Fredly, Sandhy Sondoro, tahun lalu.
Ketiga kampiun musik Indonesia ini memiliki kekuatan masing-masing yang tiada duanya. Kelebihan mereka disatukan namun bukan jadinya berantakan namun menjadi sinergi yang mumpuni untuk memukau telinga siapapun yang mendengarnya.

Glen Fredly dengan gaya suara dan musik pop R ‘nB nya yang sering memakai suara tinggi baik valsetto maupun non valsetto. Tompi dengan suara Jazzinya yang dikemasnya secara dinamis menggunakan range vokal yang luas, mampu bernada tinggi tapi berkarakter vokal yang tebal. Sedangkan Sandy mempunyai suara lebih dominan musik Blous yang mudah dalam menjangkau nada tinggi dan berat.

"Saya hitungan-nya sebagai anak baru di Indonesia, mereka berdua ini dah jago, jadi saya senang bisa explore musik dengan mereka," kata Sandhy Sundoro di suatu kesempatan.
Untuk keberadaannya di dunia musik sendiri, mereka mempunyai tempat khusus di mata penggemarnya. Glen yang peduli terhadap masalah sosial melalui jalan kebudayaan, Tompi dengan image seorang dokter yang kerap membuat hits dan Sandy dengan bakat alam yang diakui dunia Internasional akan bersatu dalam kekuatan luar biasa.

Tak diragukan lagi, bahwa ketiga artis ini mempunyai kekuatan secara eksistensi dan musikalitas. Dan ketiganya adalah penyanyi pria terbaik dan terpopuler di Indonesia. Kemudian ini menjadi pernyataan yang secara tak langsung menyatakan bahwa ketiga artis ini akan sangat dahsyat jika disatukan dalam satu panggung dan pasti akan mengundang apresiasi dan animo yang hebat dari penikmat musik Indonesia.
Penasaran bagaimana penampilan tiga kampiun musik Indonesia di Djarum Super Mild Java Jazz 2012? Segera catat tanggal mainnya, 4 Maret 2012 di B1 Hall. Don`t Miss It!

Saturday, February 4, 2012

Gitar dan Dewa Budjana


Jika bertanya siapa soulmate Dewa Budjana kepada Denny Sakrie (pengamat musik), pastilah jawabnya adalah gitar. Gitar adalah sebuah kehormatan dan harga diri. Ini diperlihatkan ketika menggelar konser tunggalnya di Gedung Kesenian Jakarta, yang dibarengi peluncuran buku Gitarku, Hidupku, Kekasihku. Kekaguman dan luapan rasa cinta Budjana terhadap sosok wanita juga sangat terasa dalam beberapa komposisi karyanya. Pada saat itu Budjana menggunakan 8 gitar kesayangannya, termasuk gitar Parker Fly yang diberinya nama Saraswati.

Siapa yang tak kenal Dewa Budjana? Malang melintang di dunia musik Indonesia dengan sejuta karya. Gitaris, komposer sekaligus produser. Pria kelahiran 30 Agustus 1963 di Waikubak, Sumba Barat ini telah mengakar di band GIGI lantaran perannya sebagai gitaris dan pencipta lagu. Tak pelak kesuksesan band yang didirikannya bersama Armand Maulana ini tak lepas dari tangan dingin Budjana.

Ia mampu menyatukan kekuatan musik rock dan pop secara bersama-sama. Musikalisasi dari petikan gitarnya membawa ia menjadi salah satu gitaris top papan atas Indonesia. Bakatnya telah terlihat sejak ia duduk di bangku sekolah dasar di Klungkung Bali. Keinginannya untuk belajar gitar sangat dominan, sampai-sampai ia harus mencuri uang neneknya pada saat usia 11 tahun untuk membeli gitar seharga Rp 10.000 saat itu.

Sejak saat itulah Budjana kecil tidak memiliki semangat untuk bersekolah karena baginya gitar adalah nomor satu. Belajar otodidak, dia mampu dengan cepat dan mahir memainkan lagu Deddy Dores berjudul “Hilangnya Seorang Gadis” dan lagunya The Rollies berjudul “Setangkai Bunga”.

Ketika pindah ke Surabaya pada tahun 1976, ia semakin bergairah bermain musik. Namanya pun mulai dikenal di Surabaya. Jalannya menggapai mimpi ia mulai dengan mengambil kursus musik klasik dan bergabung dengan sebuah band jazz pertama. Kemudian, pada tahun 1981 dia membeli sebuah gitar listrik ( Aria Pro II) dan mulai bermain musik dengan banyak orang yang berbeda. Perlahan-lahan gaya musiknya mulai berubah dari rock, pop ke jazz. Saat itu ia mulai terpengaruh oleh John McLaughlin dari Mahavishnu Orchestra, Chick Corea, Gentle Giant, Kansas, Tangerine Dream, American Garage, Pat Metheny dan Allan Holdsworth.

Kelihaiannya memetik gitar membuahkan hasil. Bersama bandnya ‘Squirrel’, Dewa Budjana memulai karirnya sebagai gitaris komposer, padahal ia masih duduk di bangku SMA. Ketika band lokal jazz memainkan lagu-lagu popular dari band lain, ia menciptakan komposisi Nusa Damai yang membawa bandnya menjadi Band Terbaik di Light Music Contest pada 1984 yang diselenggarakan di Teater Terbuka, Taman Ismail Marzuki. Ia pun menjadi pemain gitar terbaik.

Setahun kemudian, ia hijrah ke Jakarta dan membawanya ke Jack Lesmana seorang legenda jazz Indonesia yang memperkenalkannya kepada musisi profesional lainnya. Dari beliau Budjana banyak mengenal dan mendapatkan pengetahuan mengenai filosofi-filosofi dalam bermain jazz, termasuk tentu saja bermain standard jazz dengan lebih baik.

Beruntung tidak berapa lama setelah itu Budjana mulai banyak mendapatkan tawaran untuk mengisi rekaman-rekaman kaset seperti pada album solo Indra Lesmana, Catatan si Boy II, Andre Hehanussa, Heidy Yunus, Memes, Chrisye, Mayangsari, Dewi Gita, Desy Ratnasari, Potret, Trakebah, Caesar (Deddy Dores), Nike Ardila dan lain-lain.
Sebelum bergabung dengan GIGI, ia sempat bergabung ke Spirit band dan sempat merilis dua album, yang pertama berjudul "Spirit" dan yang ke dua berjudul "Mentari".  Ia memutuskan keluar dan bergabung dalam Java Jazz (Indra Lesmana). Tak hanya itu, ia juga sempat bermain dengan banyak band seperti Jimmy Manopo Band, Erwin Gutawa Orkestra, Elfa's Big Band dan Twilite Orchestra.

Masih setia dengan GIGI yang dibentuknya pada tahun 1994 bersama Baron (gitar), Thomas (bass), Armand Maulana (vokal) dan Ronald (drum). Bersamaan dengan GIGI di album yang ke enam, Budjana mencoba meneruskan cita-citanya yang dulu yaitu membuat album solo jazz. Sejak saat itu Budjana telah merilis sebanyak 4 album solo yang berjudul : Nusa Damai, Gitarku, Samsara dan Home yang merupakan album penghormatan kepada korban bencana Tsunami.

Thursday, February 2, 2012

Menunggu Penampilan TRISUM

JAKARTA - Bisa dibilang mereka adalah ‘dedengkot’nya para musisi Indonesia yang tak asing lagi di telinga para penikmat musik tanah air. Trisum adalah proyek yang digagas oleh Dewa Budjana dan Tohpati. Mereka tampil pertama kali di Taman Ismail Marzuki tahun 2005. Konser itu direkam dan kemudian dirilis menjadi sebuah album CD dan DVD.  Tak seperti sekarang, formasi pada saat itu plus Balawan (gitar), Eugene (flute/klarinet), Saat (suling) dan Sandy Winarta (drums). Trisum sempat pula tampil dengan formasi lain bersama Donny Suhendra dan Yesaya Sumantri.
Namun kini, Trisum telah kokoh dengan personil Dewa Budjana, Tohpati, Wayan Balawan, Indro Hardjokodikoro dan Yesaya Sumantri. Sebelum tampil pada 2 Maret 2012 di A3 BNI Hall, yuk kita lirik masing-masing profil personilnya.
Dewa Budjana, siapa yang tak kenal gitaris band rock kenamaan, GIGI. Telah malang-melintang didunia rekaman maupun panggung pertunjukan di tanah air. Salah satunya karyanya dengan maestro pianis, Bubi Chen dalam sebuah nomor ragtime.
Sementara Tohpati atau yang akrab disapa Bontot merupakan gitaris yang juga kerap tampil di televisi mengiringi banyak penyanyi terkenal di Indonesia. Ia juga sebagai co-leader dikelompok simakDialog. Bersama Riza Arshad dan kawan-kawan, Bontot telah merilis 4 buah album.
Wayan Balawan, merupakan gitaris yang memiliki keunikan permainan. Ia disebut-sebut sebagai Stanley Jordan-nya Indonesia, karena kemampuan tapping-technique-nya. Bersama Batuan Ethnic Fusion ia merilis album bertitel gloBALIsm, yang kemudian disusul sebuah album solo yang direkam di Acoustic Records, sebuah perusahaan rekaman Jerman.
Bassis Indro Hardjodikoro sebelumnya pernah bergabung dengan simakDialog bersama Tohpati, Arie Ayunir dan Riza Arshad. Tapi ia keluar dari grup tersebut dan menjadi kawan setia Tohpati di grup Ethnomission. Pria yang juga telah menelurkan banyak murid-murid berbakat ini, juga mengisi bass untuk sederet penyanyi-penyanyi Indonesia seperti Chrisye, 3Diva, Krisdayanti, Ruthsahanaya dan artis-artis international seperti Dave Koz, Eric Marienthal, George Duke, Sheila Majid, Asia Rythm Beat bersama Lewis Pragasm dan masterclass di Rythm and Groove Music Camp di Jakarta bersama Victor wooten. Ia merilis album solonya ‘The Fingers’ tahun lalu.
Yesaya Sumantri merupakan salah satu drummer muda yang memiliki jam terbang tinggi. Selain bersama Trisum, ia juga mendukung Tompi dan terkadang beberapa kelompok musik lainnya.
Jangan lewatkan penampilan mereka dalam Djarum Super Mild Java Jazz Festival 2012, tanggal 2 Maret 2012. Siapa tahu mereka akan membawakan salah satu lagu dari album mereka, “Five in One” yang mendengarnya saja bisa membuat kita tersenyum, apalagi melihat aksi mereka bertiga lewat Youtube. Judulnya ‘All U Can Eat’. (Yuni)

Wednesday, February 1, 2012

60.000 Pasang Mata jadi Saksi Pertunjukkan Spektakuler 2012

ANCOL – Sebanyak 60.000 pengunjung memadati kawasan pantai carnival Ancol demi menyaksikan pertunjukkan kembang api dengan iringan music rock terlama tahun ini. Pertunjukkan ini pun telah memecahkan rekor IBOR (Indonesia Book Of Record), lebih lama 5 menit dengan tambahan 5000 tembakan kembang api dari tahun lalu yang juga dipecahkan oleh tim Firemaxx Bumame Indonesia bekerjasama dengan Taman Impian Jaya Ancol.
“Tahun lalu sebanyak 38.000 orang dan tahun ini pengunjung meningkat dua kali lipat dari tahun lalu,” ujar Direktur Rekreasi PT.Pembangunan Jaya Ancol Tbk. kepada wartawan.
Menurut Doni, komisaris Firemaxx Bumame Indonesia, kembang api yang ditembakan khusus diimpor dari Cina. Pertunjukkan kali ini pun merupakan pembuka dari rencana acara International Festival Firework di Indonesia. “Baru rencana dan semoga saja bisa dilaksanakan,” harapnya.
Dari segi teknologi, perlengkapan yang digunakan lebih canggih dan lebih baru dari tahun lalu dengan tingkat delay lebih sedikit yakni 0,015 detik untuk setiap tembakannya. Pertunjukkan kembang api ini merupakan  pertunjukkan terbaru dengan sebagian besar musik yang digunakan adalah musik rock yang jarang digunakan pada pertunjukkan kembang api musikal pada umumnya.
“Jika biasanya musik orchestra yang digunakan, tahun ini kami menggunakan music rock yang menghentak. Namun lagu yang disajikan merupakan lagu yang sudah familiar di telinga pengunjung,” papar Sherwin Djajadi, Fireworks show designer.