Wednesday, May 28, 2008


Seminar Bedah Teknologi Multimedia

Berbasis Animasi


Lebih dari 300 orang peserta memadati Auditorium Rektorat IPB Dramaga pada tanggal 23 Maret 2008. Kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa Manajemen Informatika dan Teknik Komputer sekitar 80% dari keseluruhan peserta.. Karena seminar ini sangat berhubungan dengan mata kuliah yang diajarkan. Sehingga mendukung dalam meningkatkan nilai para mahasiswa, wawasan serta kemampuan ITnya. Bukan hanya itu, seminar yang menghadirkan tiga pembicara master di bidangnya menyedot seluruh tiket yang disediakan oleh panitia. Pembicara tersebut adalah Bimo Adi Prakoso, Presiden Direktur Sentra Grafika Kompumedia, PT. , Rades Wandri, S.Kom dan Arief Ramadhan, S.Kom, Dosen Diploma sekaligus Penulis Buku-buku Komputer.

Tidak hanya dari kalangan mahasiswa IPB saja yang mengikuti seminar ini. Tapi juga dari masyarakat umum. Sekitar 10 % masyarakat umum juga sangat antusias akan hal ini. “Seminar ini bagus banget. Kita jadi bisa pakai software untuk berbagai keperluan.bukan hanya mahasiswa IT aja dong yang bisa. Tapi masyarakat umumpun menjadi bertambah wawasannya tentang dunia IT khususnya Animasi berbasis Flash.” Ujar Rendy salah satu peserta Seminar.

Acara yang berlangsung dari pkl.08.00 – 16.00 WIB ini memperkenalkan beberapa software, diantaranya Program 3D S MAX, PINACLE, Silver Light, Macromedia Flash 8 dan banyak lainnya. Tapi hanya beberapa yang di demokan oleh pembicaranya, salah satunya adalah 3D S Max yang didemokan oleh Arief Ramadhan, S.Kom. Hal ini dikarenakan terbatasnya waktu yang ada sedangkan materinya begitu banyak.

Acara seminar yang didukung penuh oleh Pemkot dan Pemkab Bogor ini bisa dibilang sukses. Selain dapat memanggil pembicara handal dibidangnya, seminar ini pun banyak dipertanyakan kelanjutannya. “Harapan acara ini sih bisa dilanjutkan dengan Workshop atau Pelatihan dan semacamnya. Agar semangat para IT muda atau masyarakat pada umumnya tidak mati sampai disini.” Ujar Wahyu, Panitia Seminar. YUNI


BBM naik mahasiswa ngirit

“BBM naik mahasiswa ngirit”

Kenaikan BBM beberapa hari lalu benar-benar menyusahkan masyarakat. Bukan hanya masyarakat yang berkeluarga saja tetapi juga para mahasiswa. Kebutuhan seperti ongkos dari kampus ke kos atau dari rumah tidak bias diabaikan. Belum lagi uang untuk laporan-laporan atau sekedar fotokopi diktat. Uang saku yang tidak ditambah membuat mahasiswa tercekat. Bagaimana ingin meminta tambahan uang saku, gaji orang tua saja belum mengalami kenaikan. Apa kita tidak malu untuk terus meminta kepada orang tua. Padahal dengan tenaga yang kita punya, minimal kita bisa ke tempat tujuan yang dapat ditempuh dengan jalan kaki.

Segala macam demo sudah dilakukan, tapi tetap saja tidak membuat pemerintah gentar atau tersentuh hatinya. Berbagai alasan yang dilontarkan membuat sebagian mahasiswa menerima keadaan ini dengan berbagai alasan pula. “Kalau pemerintah tidak menaikkan BBM, negara kita adalah penghasil minyak dengan harga terendah. Hal ini sangat berbahaya, karena Indonesia bisas dijadikan pangsa pasar gelap untuk penjualan minyak bumi ke luar negri oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.”, ungkap Nuki mahasiswa yang sekaligus bekerja di sebuah klinik di derah karawang.

Sebagai masyrakat Intelek, hanya satu solusi yang kita dapat lakukan untuk saat ini yaitu berhemat. Berhemat dalam arti memangkas pengeluaran yang tidak perlu dan melakukan penghematan secara maksimal.

“Pakai BBM seperlunya, kurangi niat jalan-jalan atau perlu kita nebeng aja sama temen.“, ujar Rizky mahasiswa Tekom Diploma IPB.

Hal senada juga dikatakan oleh temannya, Kiki, “Mengurangi pemakaian BBM, beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Intinya mengirit.”.

Bukannya kita sebagai mahasiswa tidak memihak kepada masyarakat kecil, tetapi hal inilah yang dapat kita lakukan sebagai wujud dari keprihatinan kita dengan dampak naiknya BBM. Daripada kita harus demo dengan cara yang anarkis, kita seharusnya bisa mencari solusi dengan pengetahuan yang kita punya sebagai mahasiswa. Bukankah hal ini lebih baik daripada tetap hura-hura dengan bepergian di waktu kuliah atau demo dengan cara yang anarkis tanpa memberi solusi kepada pemerintah. Yu2n_23