Wednesday, April 4, 2012

Totopong itu Apaan sih??



Totopong Sunda model Barangbang Semplak.


Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Kemajuan suatu daerah bisa diukur dari kecintaan generasi mudanya pada daerah tersebut. Nah, sejauh mana sih kecintaan kamu terhadap Bogor yang katanya kamu cinta banget nih??

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengungkapkan rasa cinta terhadap suatu daerah. Bisa dengan menjaga lingkungan kamu tetap lestari, bersih dan indah, bisa juga dengan mencintai kebudayaan daerah tersebut.

Salah satu cara untuk mencintai kebudayaan daerah adalah lewat cara berpakaian. Bagi masyarakat Bogor khususnya laki-laki, perwujudan rasa cinta itu bisa diwujudkan dengan mengenakan Totopong.
Apa sih Totopong? Jangan-jangan masih banyak yang belum tahu apa itu totopong? Totopong disebut juga dengan iket atau udeng. Totopong adalah kain penutup kepala – biasanya bercorak batik– yang biasa digunakan para leluhur Sunda terdahulu. Pemerhati budaya Bogor, Dadang Padmadiredja, mengatakan bahwa zaman dahulu leluhur Sunda menggunakan totopong sebagai alat perlindungan diri dan identitas.
Nah, biasanya totopong dikenakan oleh para leluhur kala bercocok tanam yang fungsinya untuk melindungi kepala dari sengatan panas matahari dan gangguan hewan. Tak hanya itu, totopong sebagai simbol identitas itu dilihat dari ragam pola pengikatannya.

Beda cara mengikat maka berbeda pula bentuknya. Bentuk totopong itu ada yang disebut Bendo, Porténg, Lohén, Barangbang Semplak atau Mantokan, Kuda Ngencar dan Paros Nangka atau Kebo Modol.

Bentuk ikatan totopong juga menunjukkan status sosial seseorang di masyarakat. Iket sebagai bagian dari kelengkapan anggoan pameget (busana pria) memiliki nilai estetik tinggi. Iket sebagai tutup kepala memiliki nilai yang lebih berharga dibandingkan dengan tutup kepala yang lain, karena dalam proses pembentukannya memerlukan kejelian, keterampilan, ketekunan, kesabaran dan rasa estetika yang tinggi dari pemakainya.

“Cara mengikat totopong antara bangsawan dan rakyat berbeda,” kata Dadang di suatu kesempatan.
Kang Dadang saat memakaikan Totopong ke Achmad Heryawan (kotabogor.co.id)
Iket kepala ini juga menyimpan banyak cerita sejarah sekaligus menjadi simbol perjuangan rakyat melawan penjajahan Belanda dan Jepang. Totopong dijadikan alat membedakan kelompok penjajah dan kelompok pejuang saat terjadi perang. Maka dari itu, totopong juga menjadi simbol pemersatu masyarakat dan pengobar semangat.

Dadang menjelaskan bahwa meski tampak sederhana, totopong memiliki makna filosofis yakni dapat dimaknai sebagai upaya seseorang mengikat perbuatan baik dalam dirinya. Kepala, dalam budaya masyarakat Sunda, merupakan bagian tubuh terpenting seseorang. Kepala kerap diidentikan dengan kemuliaan yang difitrahkan.

“Ini wujud tanggungjawab masyarakat Bogor menjaga kelestarian budayanya,” ujar Dadang.

Untuk mewujudkan makna filosofis tersebut sekaligus mengungkapkan kecintaan masyarakat Bogor serta melestarikan kebudayaan, Pemerintah Kota Bogor juga gencar mensosialisasikan penggunaan totopong kepada anak muda. Biasanya sosialisasi ini gencar saat HUT Kota bogor yang jatuh pada bulan Juni. Hari kamis pun dipilih sebagai “Hari Totopong”.

Para Biker dari Biker Network di Balaikota Bogor (kotabogor.co.id)
Penggunaan totopong juga pernah dilakukan oleh Bambang S. Sudirman dari Biker Network Indonesia  saat pelaksanaan pencetusan Rekor MURI Duta Lalulintas di Lapangan Sempur Kota Bogor, beberapa waktu lalu.

Waktu itu Dadang juga memakaikan totopong ke kepala Gubernur Jawa Barat, Achmad Heryawan yang datang menggunakan kendaraan Vespa.  Dia juga sangat mendukung  rencana penggunaan totopong tersebut dalam perayaan Hari Jadi Bogor (HJB) ke 530 yang akan datang.

“Saya berharap totopong bisa menjadi ciri khusus dalam perayaan Hari Jadi Bogor, karena selain murah, juga menjadi ciri khas urang Sunda,” ujar Achmad Heryawan. 

Harga satu lembar kain totopong sendiri boleh dibilang lumayan terjangkau. Selembar kain totopong bercorak batik seukuran kira-kira 1,3 meter dan lebar sekitar 10 centimeter dijual dengan harga Rp 15.000.

1 comment:

Macam-macam Lupus said...

Makasih nih informasinya sangat berguna sekali gan...