Tuesday, February 8, 2011

Kok Menyebrang di bawah jembatan penyebrangan?

Salah satu jembatan penyebrangan di Jakarta. Sumber : Google
Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Kota Bogor belum berfungsi maksimal sebagai tempat penyeberangan. Buktinya, sampai saat ini masih banyak kemacetan di area jembatan penyeberangan, salah satunya yang terlihat di Jalam Padjajaran dekat Botani Square, Jalan Paledang maupun Jalan Veteran.
Khusus di Jalan Pajajaran, kemacetan berasal dari angkot yang berhenti saat lampu hijau karena menunggu penumpang yang menyeberang dari Botani Square atau kampus IPB Baranangsiang. Padahal, jika JPO bisa dimaksimalkan, kemacetan bisa dihindari dan ketertiban akan terwujud.
Padahal dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2006 tentang Ketertiban Umum sudah diatur masalah penertiban penyeberangan jalan. Dalam bagian kedua pasal 5 ayat 1 menyebutkan : “Setiap pejalan kaki yang akan menyeberang jalan wajib menggunakan sarana jembatan orang, marka penyeberangan (zebra cross) dan atau terowongan (under pass).”
Lalu dilanjutkan dengan ayat 2 yang menyebutkan : “Setiap orang yang memakai jasa angkutan di jalan umum wajib naik atau turun dari kendaraan pada tempat pemberhentian yang telah ditetapkan.”
Berbagai alasan melatarbelakangi warga untuk tidak menggunakan JPO, diantaranya kondisi fisiknya yang kotor, banyaknya pengemis, kurangnya keamanan, tinggi, hingga jauh. Saat ini yang terlihat beberapa jembatan hanya dipergunakan sebagai media iklan produk.
Menurut Kepala Bidang Pengendalian Dispenda Kota Bogor, R.An An Adri Hikmat, fasilitas JPO yang dibangun pemerintah berfungsi utama sebagai keamanan masyarakat. Adapun masyarakat yang tidak memanfaatkannya sebagai sikap tidak patuh pada aturan pemerintah.
“Tidak sedikit pun pemerintah membangun fasilitas kalau tidak untuk kesejahteraan masyarakat. Adapun dana pemasangan papan reklame di jembatan, masuk ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dipakai untuk pembangunan infrastruktur lainnya,” ujarnya ketika dihubungi oleh Jurnal Bogor.
An an menambahkan, pembatas jalan yang dibangun belum maksimal sebab pembatas jalan yang terbuat dari besi seringkali dirusak. “Niatan awal untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat seringkali dirusak. Intinya butuh kesadaran yang tinggi bagi warga untuk menggunakan JPO,” pungkasnya.

No comments: