Seorang siswa SMA masih menyempatkan belajar di dalam sebuah commuterline |
Seperti yang diungkapkan oleh Heni Rahmini Handayani, S.Kom, Dosen Diploma IPB yang ditemui Studenta Jurnal Bogor, faktor dari dalam dirilah yang mempunyai andil yang sangat besar untuk membuat para mahasiswa tersebut bisa disiplin dalam belajar. Lingkungan hanya sebagian kecil faktor yang membuat mahasiswa melakukan SKS.
“Sistem SKS itu sangat tidak bagus ya, karena kemungkinan besar yang ada hanya rasa kantuk pada waktu ujian. Hal ini bukannya membantu, tapi malah bisa menjerumuskan mereka karena tidak berkonsentrasi dalam mengerjakan ujian,” ujar Heni kepada Studenta Jurnal Bogor, kemarin.
Dosen Pemrograman Web ini juga mengatakan, SKS adalah suatu kebiasaan yang harus dihilangkan. Butuh suatu motivasi diri untuk lebih disiplin dalam belajar dan dukungan dari berbagai pihak untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut.
“Kebiasaan saya waktu kuliah adalah membaca bahan kuliah minimal seminggu sebelumnya. Pada malam hari sebelum ujian berlangsung, saya hanya tinggal me-review apa saja yang telah saya pelajari sebelumnya.
Cara ini saya pandang sangat efektif untuk metode belajar yang baik. Saya juga sering mengingatkan pada mahasiswa saya agar melakukan hal demikian demi kebaikan mereka juga,” ungkapnya.
Disiplin dalam belajar agar tidak melakukan SKS itu sendiri juga bukan merupakan hal yang mudah apabila dikerjakan dengan rasa berat hati. Butuh dukungan dari berbagai pihak agar SKS ini tidak membudaya di generasi muda Indonesia. Karena manfaat yang didapat sangat sedikit malah bisa dibilang sangat merugikan mahasiswa.
“Walupun sudah diingatkan, terkadang kebiasaan itu sudah menjadi budaya. Kembali lagi pada diri sendiri untuk memulai dan mau berubah untuk menjadi lebih baik. Mulai dari diri sendiri dan dari sejak dini. Motivasi diri agar disiplin mandiri,” tandasnya.
"Anda masih malas belajar? Setan saja tidak pernah malas!"
No comments:
Post a Comment