JAKARTA, SENIN - Di mana-mana ikan punya sepasang mata. Ikan umumnya memiliki sebuah mata masing-masing di kedua sisinya. Sementara ikan yang tubuhnya pipih mengembang secara horisontal, kedua matanya ada di bagian atas kepalanya.
Namun, 50 juta tahun lalu terdapat ikan yang memiliki susunan mata berbeda. Salah satunya di bagian sisi, namun bagian lainnya menghadap ke atas. Makhluk yang hanya dapat dipelajari dari fosil-fosilnya itu mungkin nenek moyang ikan yang dapat mengungkap proses evolusinya di perairan.
"Apa yang kami temukan adalah bentuk peralihan," ujar Matt Friedman, peneliti dari Field Museum di Chicago, AS yang melaporkan hasil analisisnya dalam jurnal Nature edisi terbaru. Penemuan fosil tersebut juga menguatkan pendapat bahwa tubuh ikan yang pipih mungkin akibat adaptasi secara bertahap.
Apalagi, tidak hanya satu jenis ikan yang memiliki ciri khas tubuh seperti itu. Friedman menemukan dua spsimen berbeda di lapisan lempung di utara Italia. Masing-masing diberi nama spesies Heteronectes chaneti dan Amphistium paradoxum. Dari situs di Paris, Perancis juga ditemukan spesies lainnya, Amphistium altum.
Fosil-fosil tersebut sebenarnya telah ditemukan sejak lebih dari 100 taun lalu dan tersimpan di sejumlah museum di Inggris, Perancis, dan Austria. Namun, tidak disadari karena dianggap sama seperti ikan pada umumnya.
Padahal, setelah diamati lebih mendalam, kedua matanya tidak simetris. Posisi mata yang naik ke bagian atas tubuhnya mungkin membantunya melihat mangsa saat bermigrasi dari penjelajah dasar perairan ke permukaan.
Ikan yang panjangnya sekitar 30 centimeter dari ujung moncong hingga sirip ekor diperkirakan hidup di perairan dangkal di Eropa pada Zaman Eocene. Saat itu kondisi permukaan Bumi mulai hangat dan menjadi zaman bekrmebangnya mamlia air seperti paus serta burung.
WAH
Sumber : LIVESCIENCE
No comments:
Post a Comment