Sepasang patung singa, jantan dan betina, sering terlihat di depan gerbang bangunan-bangunan tradisional bangsa Tiongkok. Singa jantan berada di sebelah kiri dengan cakar kanannya berada di bola, dan sang betina di sebelah kanan dengan cakar kirinya membelai anak singa.
“Di dalam mitologi Cina, singa adalah hewan dewata. Sepasang singa juga melambangkan keseimbangan (Yin dan Yang) dari kehidupan. Singa jantan memegang atau menjaga bola seperti bola api yang melambangkan kewaspadaan. Sebagai pemimpin dan penjaga, singa tersebut tidak boleh lengah. Singa betina pada cakar kirinya membelai anak singa yang melambangkan belas kasih,” papar Mardi Lim, penagmat budaya Tionghoa kepada Jurnal Bogor kemarin.
Ornamen yang satu ini bukan hanya mempercantik bangunan, karena bagi bangsa Tionghoa singa melambangkan kekuatan yang diharapkan dapat pula dimiliki oleh penghuninya. Bola yang berada pada patung singa jantan melambangkan kesatuan seluruh negeri, dan anak singa pada patung singa betina merupakan sumber kebahagiaan.Dengan begitu, singa memiliki arti penting bagi bangsa Tionghoa.
Di dalam literatur lain, patung singa juga untuk menunjukkan peringkat atau kedudukan seorang pejabat negara dengan melihat jumlah gundukan yang diperlihatkan oleh rambut keriting pada kepala singa. Rumah pejabat tingkat satu memiliki 13 gundukan dan jumlah itu menurun satu gundukan setiap turun satu peringkat. Pejabat dibawah tingkat tujuh tidak diperbolehkan memiliki patung singa di depan rumah mereka.
“Namun, patung singa penjaga di depan klenteng dan bangunan pejabat mempunyai karakteristik yang berbeda. Begitu istimewanya hewan ini karena singa adalah salah satu hewan tunggangan beberapa budha,” pungkas Mardi Lim ditengah-tengah kesibukannya.
Yang sangat menarik adalah singa bukanlah binatang asli dari negeri Tiongkok. Ketika Kaisar Zhang dari Han Timur memerintah pada tahun 87 SM, Raja
No comments:
Post a Comment