Thursday, May 14, 2009

Peh Cun (Duan Wu)


Keajaiban Terjadi

Peh Cun adalah satu dari empat hari raya besar tradisi masyarakat Tionghua. Dimana hari-hari tradisi tersebut antara lain Imlek (Chun Jie) (diadakan tanggal 1 bulan 1 penanggalan lunar) yang merupakan festival musim semi atau tahun baru masyarakat Tionghua, Ceng Beng (Qing Ming) (tanggal 5 atau 6, bulan April) merupakan sembahyang kepada leluhur, Peh Cun (Duan Wu) (tanggal 5 bulan 5, penanggalan lunar) dimana memiliki hubungan erat dengan matahari, Tiong Cu (Zhong Qiu) (tanggal 15, bulan 8, penanggalan lunar) merupakan hari raya pertengahan musim gugur, yang biasanya ditemani dengan makanan yang bernama kue bulan.

Peh Cun adalah dialek Hokkian untuk kata pachuan (mendayung perahu). Walaupun perlombaan perahu naga bukan lagi praktek umum di kalangan Tionghoa-Indonesia, namun istilah Peh Cun tetap digunakan untuk menyebut festival ini. Festival ini telah berumur lebih 2300 tahun dihitung dari masa Dinasti Zhou. Perayaan festival ini yang biasa kita ketahui adalah makan bacang dan perlombaan dayung perahu naga. Karena dirayakan secara luas di seluruh Cina, maka dalam bentuk kegiatan dalam perayaannya juga berbeda di satu daerah dengan daerah lainnya, begitu pula di indonesia. Namun persamaannya masih lebih besar daripada perbedaannya dalam perayaan tersebut.

Dari literatur lain, Peh Cun memiliki makna sebagai hari untuk menghindari xie (serong, jahat, buruk, busuk, rusuh, penyakit, bencana). Selain itu, beberapa keunikan dan keajaiban dipercaya terjadi pada hari Peh Cun, salah satunya adalah telur mentah dapat berdiri. Menurut kepercayaan sebagian orang tionghoa bahwa hal ini dapat terjadi di hari Peh Cun jam ke 5 perhitungan lunar sekitar pukul 11 hingga 13. Dikatakan dalam sebuah literatur bahwa pada jam tersebut adalah saat dimana kekuatan vertikal lintang langit, manusia dan bumi bersatu. Biasanya dilakukan perenungan pada saat ini.

Perayaan Peh Cun sendiri memiliki keterkaitan dengan tradisi dan kebudayaan Indonesia. Hampir setiap klenteng maupun Vihara di Indonesia termasuk di Bogor merayakan Peh Cun dengan cara-cara yang unik seperti perlombaan mendirikan telur, saling memberikan kado atau memasak bacang bersama sehari sebelumnya. "Setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda. Contohnya saja di Tangerang tahun lalu diadakan perahu naga di sungai Cisadane. Kalau hal itu dilakukan di Bogor kan tidak mungkin karena arusnya deras," ujar David Kwa, pengamat budaya Cina kepada Jurnal Bogor kemarin.

Di Bogor sendiri pembicaraan tentang perayaan Peh Cun atau sembahyang Peh Cun ini sedang dalam pembicaraan di kalangan panitia Peh Cun. Rencananya, Peh Cun akan dilaksanakan dengan memasak bacang isi tahu bersama. "Ini bacang vegetarian, jadinya isinya tahu. Bisa juga diisi dengan daging ayam atau daging babi, kacang merah, dan lain-lain," pungkasnya.

SAMPAH TIDUR



My SnapShot. Tukang becak saking capeknya jadi langsung tidur aja padahal deket sampah.. Luar Biasa..

Sunday, May 10, 2009

Hari Raya Tri Suci Waisak 2553 BE


Eling dan Intropeksi Diri

Vihara Dhanagun mengadakan perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2553 BE kemarin (9/5) di halaman Vihara Dhanagun yang berlokasi di jalan Suryakencana no.1. Hal yang kontras terlihat pada peringatan Waisak kali ini adalah lokasi sembahyang yang berbeda. Tahun lalu, Waisak diadakan di ruang Dharmasala lantai dua Vihara Dhanagun. “Umat semakin banyak sehingga ruang Dharmasala tidak dapat menampung kapasitas umat yang semakin banyak dari tahun ke tahun. Dilaksanakan di halaman Vihara juga bermaksud agar umat yang sembahyang bisa langsung ikut dalam peringatan ini sehingga umat yang ikut bersembahyang juga semakin banyak,” ujar Sigit Sunarjadi Rusly, Ketua Persamuan Umat kepada Jurnal Bogor kemarin.
Pada pukul 10.00 wib kemarin, acara pertama yang dilakukan sebagai rangkaian acara Trisuci Waisak adalah Pradakhsina (Jayamanggalagatha) yaitu prosesi ritual mengelilingi benda yang dianggap suci yakni penghormatan kepada Budha dan leluhur dengan mengitari vihara searah jarum jam sebanyak tiga kali. Sembari mengitari vihara, para umat pun membaca mantera, doa, dan puji-pujian untuk sang Budha sambil membawa bunga sedap malam sampai pada rangkaian acara Waisak selanjutnya. “Bunga tersebut melambangkan kehidupan manusia. Manusia ibarat bunga yang umurnya tidak akan lama. Oleh karena itu, manusia juga diajarkan untuk “eling”akan segala perbuatan yang telah ia perbuat dalam kehidupannya,”papar pria yang juga menjabat sebagai sekretaris yayasan Dhanagun itu.
Ditambahkannya, bunga tersebut juga membantu umat dalam melakukan meditasi (Renungan Wisak). “Sewaktu meditasi, bunga tersebut dapat membantu ketenangan dalam meditasi karena harumnya dapat mententramkan jiwa sehingga prinsip Trisuci Waisak dapat diambil hikmahnya oleh setiap umat,” cerita pria yang aktif memimpin acara kebaktian agama Budha tersebut.
Waisak tahun ini dipimpin dan diisi ceramahnya oleh Y.M Bhikkhsu Dhammaphala (Suhu Kova) yang datang dari Jakarta. Beliau memimpin acara peringatan Waisak 2553 BE tahun 2009 ini dengan khidmat dan teratur. Terlihat dengan para umat yang begitu khusyuk menjalani setiap acara apalagi sewaktu melakukan meditasi. “Meditasi dilakukan pada detik-detik Waisak yang tahun ini jatuh pada 11.01.10 wib. Saya dengar dari beberapa cerita bahwa setiap umat akan merasakan hal yang berbeda. Mereka juga sekaligus menyerap kekutaan yang ada pada saat detik-detik Waisak itu berlangsung,” ungkapnya.
Selain itu, Sigit juga menambahkan bahwa prinsip perayaan Waisak sama saja namun yang harus diingat adalah para umat harus mempelajari ajaran Budah dengan benar dan melaksanakan ajaran tersebut dengan benar pula. “Semoga jika kita melakukan hal itu semua, kehidupan kita akan jadi lebih baik untuk kedepannya,”pungkasnya.

Monday, May 4, 2009

Tsai Lun


Penemu Kertas yang Terlupakan

Satu lagi hasil cipta karya bangsa Cina yang menyumbang besar bagi kehidupan manusia di dunia. Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas yang dalam bahasa Inggris disebut “paper” diperkirakan berasal dari kata “papyrus” yakni bahan alami (sejenis tumbuhan) yang berasal dari Mesir. Pada mulanya kertas digunakan orang untuk menulis dan mencetak
Sejalan dengan disempurnakannya proses industri kertas yang berkembang berabad-abad, penggunaan kertas terus berkembang pesat dikarenakan potensinya yang istimewa. Kertas dapat dibuat dari beragam serat, seperti serbuk gergaji, serutan kayu, daun kering, bubuk kayu, kulit jagung, dan sebagainya. Bangsa Cina memakai bambu yang banyak terdapat di seantero negri ini. Saat ini kertas digunakan untuk tujuan dan fungsi yang tak terbatas.
Seseorang dari bangsa Cina bernama Tsai Lun, menemukan kertas pada 101 M. Namanya sangat asing di telinga kita mengingat betapa pentingnya penemuan tersebut. Ada anggapan bahwa nama Tsai Lun hanyalah dongeng belaka. Namun, penyelidikan seksama membuktikan dengan mutlak jelas bahwa Ts'ai Lun itu benar-benar ada. Dia seorang pegawai negeri pada pengadilan kerajaan. Ia mempersembahkan contoh kertas kepada Kaisar Ho Ti. Catatan Cina tentang penemuan Ts'ai Lun ini (terdapat dalam penulisan sejarah resmi dinasti Han) sepenuhnya dapat dipercaya. Orang-orang Cina senantiasa menghubungkan nama Ts'ai Lun dengan penemu kertas dan namanya tersohor di seluruh Cina.
Penemuan ini akhirnya menyebar ke Jepang dan Korea seiring menyebarnya bangsa-bangsa Cina ke timur dan berkembangnya peradaban di kawasan itu meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas dan ukurannya merupakan hal yang sangat rahasia.
Pada akhirnya, teknik pembuatan kertas tersebut jatuh ketangan orang-orang Arab pada masa Abbasiyah terutama setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam Pertempuran Sungai Talas pada tahun 751 Masehi dimana para tawanan-tawanan perang mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang Arab sehingga dizaman Abbasiyah muncullah pusat-pusat industri kertas baik di Baghdad maupun Samarkand dan kota-kota industri lainnya, kemudian menyebar ke Italia dan India lalu Eropa khususnya setelah Perang Salib dan jatuhnya Grenada dari bangsa Moor ke tangan orang-orang Spanyol serta ke seluruh dunia.
Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan berbagai macam bahan dari alam seperti tanah lempung yang dibakar, batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah-naskah Nusantara beberapa abad lampau. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria dan prasasti-prasasti. Bangsa barat pun sebelum memakai kertas, mereka memakai kulit lembu.
Hingga sekrang, berbagai macam jenis kertas ditemukan untuk berbagai keperluan seperti Art paper, Alumunium foil, Kertas Cellophane, Karton, Duplex, Kertas Majalah, Tas Kertas, Kertas Serbet, Kertas Pastel, Kertas Merang, Kertas Tissue, Wallpapers, Watercolor Paper, Kertas Minyak, Kertas Metalik, dan Kertas Daur Ulang. Tidak ketinggalan kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet. Ehm. Kira-kira, jenis kertas apalagi yang akan ditemukan ya?